Rabu, 21 Maret 2012

Dana Peremajaan Karet Dari Pusat, Meningkat

Data 25 Januari 2012
Dana peremajaan karet tua di Kabupaten Kuantan untuk tahun 2012 bersumber dari APBN (pusat, red) meningkat. Peningkatan itu bukan disebabkan lobi-lobi yang dilakukan Pemkab Kuansing, melainkan berdasarkan basis ekonomi masyarakat dan tingkat kehadiran Kepala Dinas Perkebunan dalam rapat tingkat nasional di Kementrian Pertanian.

Besarnya dana yang diterima Kuansing dari APBN tersebut menurut Kepala Dinas Perkebunan H. Wariman DW, SP, Rabu (25/1) di ruang kerjanya sebesar Rp 4,063 milyar untuk luasan 500 hektar.

Angka itu menurut Wariman jauh meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 100 hektar untuk perluasan areal, 200 hektar untuk peremajaan.

Karet masyarakat saat ini diakui Wariman memang sudah banyak yang tua dan perlu peremajaan, dia memberi bayangan, kalau karet yang ada di tengah masyarakat saat ini masih eks SRDP, kecuali Kecamatan Cerenti dan Kecamatan Inuman.

Akibat banyaknya karet tua tersebut tambah Wariman, berapapun stok bibit karet disediakan oleh pemerintah, selalu habis, namun kemampuan keuangan saja yang terbatas, sementara sekarang pemerintah pusat membantunya ditambah adanya cincang rempuk lahan dan pagar.

Keberhasilan Pemkab Kuansing dalam meraih dana pusat ini menurut Wariman bukan terkait lobi, melainkan pihak pemerintah pusat memberikan penilaian kepada Kuansing, yang sebelumnya basis ekonomi masyarakatnya dari perkebunan karet.

Disamping memperhatikan basis ekonomi masyarakat, pemerintah pusat ini katanya juga melihat tingkat kehadiran Kepala Dinas Perkebunan dalam rapat ditingkat nasional Kementrian Pertanian, dan tingkat kehadiran itu diabsensi.

“Bagaimana mau dapat proyek, hadir rapat saja dak mau,” kata Wariman menirukan ucapan dari pihak Kementrian Pertanian di Jakarta, sehingga untuk Kuansing menampakkan hasil yang meningkat signifikan.

Bahkan, dibandingkan dengan kabupaten induk Indragiri Hulu sewaktu pembagian DIPA dari pemerintah pusat di Rengat, Kabupaten Kuantan Singingi mendapatkan dana pusat jauh lebih tinggi. (noprio sandi)

Pak Jambang : Asam Pedas Patin Harus Dipatenkan

Data 25 Januari 2012
Teluk Kuantan,- Masakan Asam Pedas Ikan Patin yang sudah lama menjadi masakan tradisional khas Kuantan Singingi, harus tetap dipertahankan sebagai ciri khas masakan daerah. Kalau perlu dipatenkan.
Setidaknya itulah yang dikatakan tokoh pelestari masakan tradisional Kuansing yang biasa disapa pak Jambang. Pengusaha rumah makan asal Topan desa Koto Teluk Kuantan yang menyajikan menu utama Asam Pedas Ikan Patin itu, kepada Wartawan disela-sela kesibukannya di kawasan Pasar Lumpur Teluk Kuantan kemarin siang (23/1) mengaku bangga dengan masakan tradisionlanya itu. Pasalnya, kendati sulit mencari ikan Patin asli ditambah dengan harganya yang melambung, pesanan Asam Pedas Ikan Patin tak pernah terputus, ulasnya. Pak Jambang mengaku komit akan tetap mempertahankan masakan yang paling digemari seluruh lapisan kalangan itu.
Menurut pria berjenggot lebat berusia 55 tahun itu, sungai Kuantan yang membelah Negeri Pacu Jalur itu sejak dulunya terkenal sebagai sungai air tawar penghasil dan habitat asli ikan patin. Kemasyuran ikan Patin sungai Kuantan tak hanya terkenal di Riau saja tapi sudah sampai ke negeri tetangga Malaysia. Ikan yang berharga lebih dari Rp 100 ribu per kg itu bisa tumbuh mencapai lebih dari 40 kg. Namun diduga akibat pengaruh aktifitas penambangan Sirtu dan PETI yang tak terkontrol, ikan Patin sudah sangat sulit didapatkan oleh nelayan kampung. Apalagi jenis Patin Kunyit yang paling dicari seluruh nelayan saat ini hampir tak pernah lagi berhasil ditangkap.
Untuk itu, Pak Jambang sangat berharap agar pemerintah secepatnya mengambil langkah tegas dalam mengontrol maraknya berbagai kegiatan eksploitasi oleh masyarakat atau perusahaan disepanjang bantaran sungai Kuantan yang berakibat buruk terhadap penghasilan nelayan kampung dalam mengkap ikan terutama ikan Patin. Jika tangkapan nelayan terus merosot akibat buruknya kondisi air sungai Kuantan yang kian tercemar, sangat mustahil ribuan spesies ikan asli sungai Kuantan itu akan melakukan migrasi besar-besaran keluar dari sungai kebanggaan yang semakin tak bersahabat tersebut. Lebih dari itu, masakan khas daerah Asam Pedas Ikan Patin juga akan semakin tergeser menjadi Salai Pantau Ikan Mudik.Ependri

DISHUB KUANSING BAKAL TERTIBKAN MOBIL ANGKUTAN

Data 25 Januari 2012
Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi
Kabupaten Kuantan Singingi akan menertibkan mobil angkutan, yang saat
sekarang ini sudah marak terjadi karena banyak kenderaan yang
mengangkut penumpang tidak memiliki plat kuning tetapi masih ber plat
hitam.

" Mereka tetap saja menggunakan plat hitam dengan mengangkut
penumpang, sedangkan mereka tidak memiliki izin trayek angkutan
penumpang," papar Kepala Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi,
Hernalis, S. Sos melalui Kabid Lalu Lintas, Dwi Nursepto ketika
dihubungi Harian Vokal melalui Handphone selulernya, Selasa (24/1). .

Dikatakannya, banyak sekali mobil ber plat hitam yang beroperasi
bersama dengan angkutan kota dalam provinsi seperti jurusan Teluk
Kuantan – Pekanbaru, Teluk Kuantan –Rengat dan Tembilahan atau Teluk
Kuantan- Padang dan daerah lainnya.

" Mobil pribadi ber-plat hitam itu, sangat merugikan sopir yang memang
memiliki izin trayek secara resmi. Bahkan sudah banyak keluhan dari
sopir angkutan penumpang yang resmi," tuturnya.

Berdasarkan keluhan para sopir tersebut, katatanya, pihaknya akan
kerja sama dengan Polres Kuansing serta instansi terkait untuk
menertibkan mobil plat hitam tersebut, agar mau mengurus plat kuning
dan masuk ke terminal Teluk Kuantan dan ini terkait penertiban mobil
tersebut dalam upaya penertiban. Karena upaya penertiban itu merupakan
suatu keharusan, sebab ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun
2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ).

“ Sesuai UU No. 22/2009 tentang lalu lintas angkutan jalan, maka
operasi penertiban angkutan umum itu merupakan bagian dari upaya
penegakkan Undang-Undang tersebut,” tambahnya.

Nursepto berharap, dengan adanya penertiban seperti itu maka mobil
pribadi yang beroperasi di daerah ini sudah tidak ada lagi, sehingga
para sopir bisa bekerja dan beraktivitas dengan nyaman. Hal ini juga
untuk mengantisipasi makin meluasnya pelanggaran yang dilakukan
angkutan umum di jalan raya, terutama pada masa-masa padat. ( Rep)***

Penetapan Lokasi UED-SP, Oleh Bupati

Data 25 Januari 2012
Penetapan lokasi Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) oleh bupati. Termasuk pemberian dana dari pemerintah langsung ke rekening desa, tidak melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB).

“Usaha Ekonomi Desa (UED-SP) Simpan Pinjam, penetapan lokasinya dari bupati, nanti uang diserahkan dari rekening pemda langsung ke rekening urang tu (desa, red), dak ado melalui kek awak do (BPMPKB. Red),” kata Ir. H Ali Yusmi, Kabid Pemberdayaan Masyarakat BPMPKB, Rabu (25/1) di ruang kerjanya.

Untuk tahun 2012 ini menurut Ali Yusmi, Bidang Pemberdayaan Masyarakat banyak arahnya ke simpan pinjam, angkanya mencapai Rp 5 milyar, dipinjamkan kepada masyarakat secara bergulir, setelah pengembalian dalam jangka waktu 1 tahun, lalu dipinjamkan lagi kepada yang lain.

BPMPKB katanya hanya bersifat memantau jalannya UED-SP tersebut, dan dengan pemantauan tersebut akan diketahui sebuah desa lancar atau tidaknya proses simpan pinjam berlangsung.

Sebenarnya dana UED-SP katanya ada dua macam berdasarkan sumber dananya, dari sumber dana APBD Provinsi Riau sebesar Rp 500 juta perdesa, dan sumber dana dari Pemkab Kuansing Rp 250 juta per desa.

Dengan ketentuan, apabila sebuah desa sudah mendapatkan dana UED-SP dari provinsii, maka desa tersebut tidak dibenarkan lagi untuk mendapatkan UED-SP dari tingkat kabupaten. “Tidak boleh bersamaan,” tegas Ali Yusmi. (noprio sandi)

Jeruk Petani Dijanjikan APBD Perubahan

Data 24 Januari 2012
Bibit jeruk luasan tanam 35 ha yang mati akibat banjir beberapa waktu lalu di Desa Pulau Kopuang Sentajo penggantiannya dijanjikan dalam APBD Perubahan mendatang. Dengan harapan, kawasan tersebut bisa kembali jaya menjadi setra jeruk Kuansing dimasa datang.

“Yang jeruk 35 ha di Pulau Kopuang Sentajo, sebenarya jeruk itu kalau umurnya  la diate (diatas, red) dua tahun ndak masalah, ini yang punya kita umurnya kurang dari setahun. Tapi sudah dijanjikan Pak Sekda kemaren akan dianggarkan di perubahan (APBD Perubahan, red),” penjelasan Kepala Dinas Tanaman Pangan Ir. Hardison, MP, Jum’at (19/1) di ruang kerjannya.

Namun demikian, pihaknya masih berharap jeruk yang terkena banjir di kawasan tersebut masih ada yang hidup, jadi jumlah luasan tanaman jeruk yang mati bisa berkurang dari angka 35 ha.

 Melihat luasan tanam jeruk di kawasan ini, Hardison mengungkapkan kawasan ini pernah menjadi sentra jeruk Kuansing tahun 90-an lalu mulai dari Seberang Taluk, Seberang Taluk Hilir, Pulau Kopuang sampai ke Talontam Benai. “Sempat jaya jeruk orang Seberang Taluk & Pulau Kopuang tu,” katanya.

Namun kejayaan itu katanya tidak diiringi perwatan jeruk sehingga jeruk-jeruk itu pernah diserang penyakit CVVPD, sampai sekarang sejumlah tanah bekas tanaman jeruk tersebut menjadi tanah kosong.

Kekosongan itu diusulkan ke pemerintah pusat tahun 2010, dapat anggaran untuk luasan 50 ha tanaman jeruk, setelah ditanamkan petani menghasilkan luasan kebun jeruk seluas 75 ha.

Dengan luasan tersebut Hardison memprediksikan Kuansing sebagai sentra jeruk dimasa mendatang kembali akan terwujud, karena dari 75 ha yang ditanam tersebut diakuinya cukup luas.

Cuma saja kejayaan itu seperti akan tertunda untuk Desa Seberang Taluk, karena sudah diusulkan, sampai akhir November 2011 masih tercatat  oleh pemerintah pusat, ketika final terakhir di APBN dana tersebut hilang, karena pemerintah pusat mendahulukan padi. “Jadi anggaran digeser, padahal kita sepakat tu, jadi yang Seberang Taluk tu, kita usulkan tahun 2013, akan kita masukkan ulang tu,” janji Hardison. (noprio sandi)

Bupati Kuansing Lantik Pejabat

Data 23 Januari 2012
Bupati Kuantan Singingi H. Sukarmis melantik pejabat dilingkungan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi. Dalam pentikan tersebut juga ikut 4 orang kepala sekolah dan 2 orang pengawas SMP. Terhadap pejabat yang dilantik, Sukarmis menekankan perlunya loyalitas agar mampu bekerja sama.

Pejabat yang dilantik, Jum’at (19/1) di Gedung Abdoer Rauf, eselon II sebanyak tujuh orang, eselon III sebanyak 15 orang dan eselon IV sebanyak 124 orang, dan teselip 4 orang kepala sekolah termasuk kepala SMA Negeri Pintar dan dua orang pengawas SMP.

Pejabat struktural eselon II yang dilantik, Drs. H. Sumarli, MM sebagai Asisten Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah (sebelumnya Kepala Dinas Pendapatan, red), Novirman, ST, MT sebagai Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) (sebelumnya Sekretaris BMSDA), Drs. H. Syoffaizal, M. Si sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (sebelumnya Asisten Pemerintahan Umum Setda, red).

Ir. Emerson, jabatan lama, Kepala Bidang Bina Usaha Dinas Perikanan, jabatan baru Kepala Dinas Perikanan, H. Nafrial, SE, MM, jabatan lama Kabag Keuangan Setda, jabatan baru Kepala Dinas Pendapatan, Drs. H. Erlianto, MM, jabatan lama, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, jabatan baru Inspektur Kabupaten Kuantan Singingi, Drs. H. Zaidul Afandi, MH, jabatan lama Inspektur Kabupaten Kuantan Singinig, jabatan baru Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat.

Sementara itu, pejabat structural yang dilantik Sukarmis dalam kesempatan itu, sebanyak 15 orang pejabat eselon III, dan sebanyak 124 orang pejabat eselon IV, ditambah 4 orang kepala sekolah dan 2 orang pengawas sekolah.

Dalam sambutannya, Bupati Kuantan Singingi H. Sukarmis mengatakan, pelantikan merupakan hal yang biasa untuk menempatkan aparatur yang professional, mampu menyikapi perkembangan wilayah, termasuk guna mengisi kekosongan jabatan. Karena kekosongan jabatan ini jika tidak disikapi akan memperburuk citra pemerintah ditengah masyarakat

Dalam kesempatan tersebut, Sukarmis juga menekankan kepada pejabat yang baru dilantik agar menunjukkan keloyalitasannya kepada pimpinan karena dengan loyalitas tersebut akan mampu bekerja sama serta memiliki dedikasi yang tinggi.

Terhadap kepala sekolah dan pengawas, Sukarmis berharap dapat meningkatkan kualitas pendidikan untuk kemajuan negeri, disamping itu sebagai tenaga pendidik diharapkan juga mampu untuk menjadi contoh yang baik.

Mampu membendung ekses negative dari perkembangan media saat ini dengan membentengi anak didik terhadap pengaruf negative itu sehingga tidak menimbulkan dampak negative. (noprio sandi)

Teks fhoto
Lantik-Bupati Kuantan Singingi H. Sukarmis melantik pejabat structural eselon II sebanyak 7 orang, pejabat eselon III sebanyak 15 orang dan pejabat eselon IV sebanyak 124 orang, Jum’at (19/1) di Gedung Abdoer Rauf. (noprio sandi)

Dishut Belum Inventarisir Pohon Sialang

Data 23 Januari 2012
Dinas Kehutanan Kabupaten Kuantan Singingi sampai saat ini belum menginventarisir pohon sialang yang ada dikawasan hutan Kuansing. Namun untuk masyarakat yang memanfaatkan pohon sialang guna menghasilkan madu, telah dilakukan pembinaan agar menghasilkan madu berkualitas.

“Di data olun, kiro-kiro ado 25 buah, belum ada inventarisir secara menyeluruh,” pengakuan Ir. Febrian Swanda, Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Kuantan Singingi Jum’at (19/1) di ruang kerjanya.

Cuma untuk lebah madu katanya telah ada peraturan daerah yang mengaturnya, sehingga perda itu bisa menyelamatkan pohon sialang, dan salah satu perusahaan yang telah ikut menyelamatkan pohon sialang ini PT. RAPP, karena kalau mereka menemukan pohon sialang tidak ditebangnya.

Namun Febrian tidak menutup keadaan yang terjadi awal tahun 2000-an ada konflik antara masyarakat dengan PT RAPP yang meminta ganti rugi terhadap pohon sialang yang telah ditebang oleh perusahaan itu, sedangkan sekarang ada tidak ada lagi laporan dari masyarakat terkait penebangan pohon sialang oleh perusahaan.

Kemudian terkait pengelolaan madu sialang ditengah masyarakat lanjut Febrian Swanda diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat setempat, pihaknya cuma sekedar menyediakan jasa pendampingan dari penyuluh-penyuluh. “Bagaimana menghasilkan madu yang berkualitas,” katanya termasuk membantu dalam jasa pemasaran madu.

Sampai sekarang efek dari jasa pendampingan itu termasuk dari pihak WWF itu menurut Febrian Swanda telah ada, termasuk madu tersebut telah diberi label merek tersendiri “Madu Teso Nilo” dan telah masuk pasar diantaranya di Pasar Buah Pekanbaru.

Kualitas madu yang dihasilkan tergantung makanan lebahnya, ada yang disebut madu sawit, berwarna hitam dan ada yang disebut madu padi, berwarna kuning, dan madu dihasilkan itu dikoordinasikan dengan Dinas Kehutanan. (noprio sandi)