Jumat, 03 Juni 2011

Cerenti: Perbatasan Inhu-Kuansing Akan Dibuat Taman & Gerbang

Perbatasan antar kabupaten, Indragiri Hulu dan Kuantan Singingi direncanakan akan dibuat taman. Desain taman telah dibuat dan proses penyelesaian ganti rugi tanah juga telah diselesaikan dengan baik sehingga diperkirakan program ini akan berjalan dengan baik.

Untuk desa yang ada di kawasan Kabupaten Kuantan Singingi bertepatan dengan Desa Pesikaian Kecamatan Cerenti, namun tanah dikawasan perbatasan itu dimiliki oleh warga Kabupaten Indragiri Hulu sebanyak tiga orang sebagai lokasi rencana pembangunan gerbang dan taman.

Tidak mudah membuat tapal batas dalam bentuk permananen apalagi dilengkapi dengan taman, kecuali titik batas telah ditetapkan secara sah dan tidak ada sengketa serta keberatan dari kedua belah pihak daerah yang berbatasan.

Indragiri Hulu merupakan kabupaten induk dari Kabupaten Kuantan Singingi, tentu pembuatan tapal batas di kawasan Kuantan Singingi akan memberikan tanda masuk secara kasat mata ketika kita masuk ke Kabupaten Kuantan Singingi dari Kabupaten Indragiri Hulu.

H Sapri, kepala Desa Pesikaian Kecamatan Cerenti memperkirakan pembangunan taman serta gerbang batas itu tidak akan menimbulkan permasalahan, karena dirinya telah bertemu dengan tiga orang warga Indragiri Hulu pemilik tanah dikawasan perbatasan itu.

Bahkan tanah yang direncanakan sebagai tempat taman dan gerbang itu telah terdata dengan baik termasuk berapa luas lahan yang akan dibebaskan untuk kepentingan pembangunannya, tiga orang itu, Sawyan seluas 733 m2, Inan seluas 1.775 m2, Umar Oesman seluas 270 m2.

Dari hasil pertemuan Spari dengan pemilik tanah itu, semuanya tidak keberatan jika dikawasan itu dibangun taman serta gerbang perbatasan dan ini telah diselesaikan dengan baik sehingga sudah masuk kepada tahap selanjutnya.

Lokasi perbatasan yang akan dibangun ini tidak serta merta bisa diluruskan saja, melainkan harus butuh proses pelurusan, karena lokasi jalan dikawasan ini agar menikung, otomatis kedua sisi jalan itu harus diluruskan.

Itu ditingkat desa, kepala desa mengaku tidak ada masalah lagi, bagaimana untuk tingkat kecamatan, Camat Cerenti Arlis, S.Sos mengaku juga rencana pembangunan gerbang dan taman di kawasan perbatasan ini pada titik di kawasan Kabupaten Kuantan Singingi, bukan di kawasan Indragiri Hulu.

Panjang tanah yang terpakai sepanjang 84,5 m dan kedua sisinya terpakai tanah sepanjang 21,5 m oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kuantan Singingi menggunakan APBD Kabupaten Kuantan Singingi sehingga batas antara Kabupaten Kuantan Singingi dengan Kabupaten Indragiri Hulu nanti akan terlihat jelas. (noprio sandi)

Camat Cerenti Arlis S.Sos dan Kepala Desa Pesikaian H Sapri membahas rencana taman dan gerbang batas. (noprio sandi)


Kepala Desa Pesikaian Kecamatan Cerenti H Sapri. (noprio sandi)

Gambar rencana gerbang dan taman perbatasan Kabupaten Kuantan Singingi dengan Kabupaten Indragiri Hulu. (noprio sandi)

Cerenti-Pelimpahan Kewenangan Pasar Masih Setengah Hati

Setelah berjalan pelimpahan kewenangan pengelolaan pasar kepada pihak kecamatan, setelah dilakukan evaluasi ternyata pelimpahan ini masih setengah hati. Karena masih banyak kewenangan yang masih di pegang Dinas Pasar Kebersihan dan Pertamanan.

Pasar di kecamatan merupakan satu-satunya areal pusat perekonomian masyarakat, termasuk pasar Cerenti, setelah dievaluasi masih dikeluhkan pelimpahan kewenangannya, diantara yang telah dilimpahkan gaji petugas kebersihan, pemungutan PAD.

Menurut pengakuan Camat Cerenti Arlis S.Sos, saat rapat evaluasi yang telah dilakukan bersama Dinas Pasar Kebersihan dan Pertamanan, semua kecamatan mengeluhkan kewenangan yang dilimpahkan yang masih bersifat setengah-setengah.

Padahal masyarakat menilai kalau pelimpahan itu telah diberikan sepenuhnya kepada pihak kecamatan, sehingga berbagai kewenangan telah menjadi kewenangan pihak kecamatan, jika tidak beres tentu yang disalahkan masyarakat umum juga pihak kecamatan.

Tak diketahui secara pasti apa alasan Dinas Pasar Kebersihan dan Pertamanan melimpahkan kewenangan pasar tidak utuh, diantaranya terkait pembenahan drainase, lampu pasar serta berbagai jenis kegiatan fisik lainnya.

Alasan Dinas Pasar Kebersihan dan Pertamanan kepada sejumlah camat karena berbagai prosedur tender harus diikuti untuk membangun drainase, lampu pasar serta berbagai kegiatan fisik lainnya sehingga masih menjadi kewenangan Dinas Pasar Kebersihan dan Pertamanan ketika diminta penjelasan dari sejumlah camat dalam rapat evaluasi itu.

Padahal sebaiknya tidak demikian. “Karena itu kami menilai pelimpahan kewenangan itu masih setengah hati,” keluh Arlis.

Yang telah diserahkan terkait tenaga kebersihan, gaji petugas kebersihan itu memang sudah ada pada pihak kecamatan sehingga berbagai keperluan terhadap kebersihan sudah mulai bisa terpenuhi dengan baik meski masih ditemukan berbagai kekurangan.

Pelimpahan juga telah dilakukan untuk urusan pungut memungut untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Dinas Pendapatan, dinas ini perlu acungi jempol karena telah memberikan kepercayaan penuh kepada pihak kecamatan.

Namun masih disayangkan juga, insentif juru pungut untuk masih tidak jelas dananya, hasil yang didapat hanya untuk keperluan pencapaian target PAD, sementara komisi atau gaji juru pungut tidak jelas sumbernya sehingga menjadi permasalahan lagi oleh pihak kecamatan.

Di Cerenti, pasar yang digelar setiap hari Senin itu ternyata sudah sangat ramai, dimana pedagang kaki lima yang berjualan di pasar ini telah memenuhi sejumlah ruas jalan di pasar, padahal sebelumnya tidak seramai itu, menandakan peningkatan ekonomi masyarakat telah terlihat.

Seorang pedagang Aan mengaku pada hari pasar itu yang berbelanja memang masih didominasi masyarakat sekitar dan belum begitu ramai dari karyawan perusahaan, karena jarak yang masih jauh dari berbagai lokasi perusahaan. “Sedikit karyawan Cerenti Subur yang datang ke sini, pakai sepeda motor, menyeberang lewat kompang,” kata Aan. (noprio sandi)

Sejumlah pedagang di Pasar Cerenti ketika pagi hari. (noprio sandi)

Cerenti Mulai Bangkit

Kecamatan Cerenti ternyata saat ini mulai bangkit, kebangkitan itu ditandai dengan semakin bersatunya masyarakat Cerenti. Ditandai dengan ramainya masyarakat Cerenti yang hadir dalam acara halal bi halal antara masyarakat Cerenti dengan Bupati Kuansing H Sukarmis. Kebangkitan ini apakah akan bisa dipertahankan sampai nantinya.

Pemeritah saat ini ternyata telah memberikan proporsi yang cukup besar kepada masyarakat Cerenti untuk menduduki jabatan penting di jajaran Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi, mulai dari kepala dinas, kabag penting serta sejumlah camat.

Kepala dinas yang berasal dari Cerenti dibeberkan Sukarmis saat halal bi halal, Ersywan, S.Pi, M.Si, Keuangan Nafrial, SE, kalau camat sebanyak 5 orang, Efrizon Marzuki AP, M.Si, sekarang menjadi Camat Kuantan Mudik, Yulpides, saat ini menjabat Camat Inuman, Hendra AP, M.Si saat ini menjabat Camat Singingi, Erdiansyah S.Sos saat ini menjabat Camat Benai dan Camat Cerenti sendiri Arllis, S.Sos.

Salah seorang tokoh Cerenti tersebut Nafrial menjadi ketua panitia halal bi halal masyarakat Cerenti dengan Bupati Kuasing H Sukarmis, dikatakan halal bi halal itu mendatangkan sejumalah masyarakat di Cerenti termasuk tokoh masyarakat Cerenti yang ada di perantauan.

Ini menandakan Cerenti sudah bangkit dari keterpurukan selama ini, bahkan diakuinya berbagai pembangunan telah banyak diterima Cerenti dan ini semoga terus bisa ditingkatkan pada masa yang akan datang.

Camat Cerenti Arlis, S.Sos mengaku gembira dengan ramainya masyarakat Cerenti hadir daalam acara halal bi halal, ini berkat kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah kecamatan Cerenti, untuk pemesanan nasi bungkus saja mencapai 1.700 bungkus, itupun tidak cukup, maka dia memperkirakan lebih dari 2.000 orang yang hadir.

Selain yang hadir masyarakat, juga terlihat hadir tokoh Cerenti, diantaranya Supriati Mahdili anggota DPRD Provinsi Riau, Adrian Ali serta sejumlah tokoh lainnya, mereka ikut bersalam-salaman dengan masyarakat bersama Bupati Kuansing H Sukarmis dan Sekda Drs H Zulkifli, M.Si. (noprio sandi)

Sukarmis bersalaman dengan masyarakat Kecamatan Cerenti dalam acara Halal Bi Halal (15/9) lalu. (noprio sandi)

Nafrial salah seorang tokoh Cerenti. (Noprio sandi)

Supriati Mahdili, juga tokoh Cerenti yang sering turun menemui masyarakatnya. (Noprio sandi)

Bina Marga dan Sumber Daya Air

Teruskan Jalan Pucuk Rantau Yang Belum Selesai

Jarak Pantai Lubuk Ramo Pucuk Rantau Kecamatan Kuantan Mudik – Teluk Kuantan sudah bisa ditempuh 1 jam perjalanan. Tidak lagi seperti momok yang menakutkan masyarakat sebelumnya. Meski masih ada jalan yang harus diteruskan terutama pengaspalan dan penggantian jembatan kayu menjadi box culvert. “Pucuk tidak lagi di rantau”.

Ketika memasuki Desa Sangau dari Lubuk Jambi, jalan aspal telah mulus, kondisi ini terus sampai salah satu lokasi eks sawmill, jembatannya juga sudah terbuat dari beton untuk sungai-sungai kecil dalam bentuk box culvert.

Tiba-tiba, laju kendaraan harus di rem mendadak, karena jalan aspal telah habis, dijumpai jalan perkerasan dengan batu yang cukup mengganjal roda kendaraan meski tidak berlobang lagi, termasuk jembatan kayu yang akrab menjadi teman jalan ini.
Jantung menjadi berdetak kencang, seberapa jauhkan jalan ini yang harus ditempuh masyarakat Pucuk Rantau setiap harinya?, ya dijalani saja, untuk bisa mencapai Desa Pantai dan Desa Lubuk Ramo mudah-mudahan tidak terlalu lama.

Pertanyaan itu mulai terjawab, di pertengahan Desa Lubuk Ramo, kembali ditemukan jalan beraspal, maka rasa lega itu kembali datang, dan kecepatan kendaraan masih bisa dipacu hingga sampai ke Pasar Desa Pantai.

Awal November 2010, sejumlah pejabat Kuansing termasuk Bupati Kuansing H Sukarmis melewati ruas jalan itu untuk membuka turmanen sepak bola Bupati Cup I di lapangan Desa Pantai, jalan lingkar menuju lapangan ini kembali tidak diaspal alias jalan perkerasan lagi.

Tokoh masyarakat tiga desa, Air Buluh, Pantai dan Lubuk Ramo, Drs Mardizal sempat mengungkapkan kepada pejabat Kuansing yang hadir saat pembukaan turnamen sepak bola itu, dimana dalam bidang transportasi jarak antara ibu kota kecamatan di Lubuk Jambi sampai ke desa terjauh Desa Perhentian Sungkai berjarak 78 KM.

Jarak ini tidak jarak yang mudah ditempuh, karena harus melintasi sejumlah sungai, mulai sungai Kecundung, Kalulukin, Tambotuang, Lulu Mandi serta sejumlah sungai lainnya dengan melintasi jembatan.
Ada jembatan yang melintasi sungai itu masih terbuat dari kayu, tentunya masyarakat menginginkan jembatan kayu ini diganti dengan box culvert agar transportasi menjadi lebih lancar. “Teruskan jalan yang belum selesai”, pintanya tentu kepada Bupati Kuansing H Sukarmis.

Masyarakat meminta, permintaan itu dengan harapan bisa dikabulkan oleh pemerintah. Tinggi makna kalimat teruskan jalan yang belum selesai, ini bisa kemungkinan diartikan meneruskan jalan yang belum selesai dengan melanjutkan kembali kepemimpinan Sukarmis dimasa yang akan datang dengan pasangannya.

Ternyata memang benar, turnamen sepak bola itu dijadikan ajang oleh Sukarmis untuk memperkenalkan pasangannya yang akan maju pada pemilukada 2011-2016 mendatang, dimana Sekda Kuansing Drs H Zulkifli diminta untuk meresmikan sepakbola itu.

Sukarmis saat itu hanya bisa mengatakan untuk pembangunan sarana dan prasarana Pucuk Rantau 2011-2016 siap, akan dibangun, tidak ada alasan tidak siap. “Lai Pecayo?”, tanya Sukarmis kepada masyarakat yang dijawab “Lai”, oleh masyarakat serentak.

Zulkifli tidak mau ketinggalan, ketika disuruh meresmikan sepak bola, dia juga memberikan komentar singkat dimulai dari kepemimpinan Sukarmis dari tahun 2006-2011 sudah sangat teruji, dan itu telah dipuji oleh kabupaten lain. (noprio sandi)

Salah satu jembatan kayu yang dijumpai menuju kawasan Pucuk Rantau Kecamatan Kuantan Mudik. (noprio sandi)

Bupati Kuansing H Sukarmis bersama Kapolres AKBP Ristiawan Bulkaini SH dan Ketua DPRD Muslim S.Sos mengunjungi Pucuk Rantau awal November 2010. (noprio sandi)

Sekda Kuansing Drs H Zulkifli, M.Si berjalan bersama anggota DPRD Kuansing Afri asal Pucuk Rantau dan Sekretaris Dinas Pendidikan Badril di lapangan Desa Pantai Kecamatan Kuantan Mudik. (noprio sandi)

Bina Marga dan Sumber Daya Air-Jembatan Sikakak Tinggal Satu Bentang

Perjuangan Panjang Menopang Ekonomi

Apa sebenarnya yang diharapkan masyarakat dari penyelesaian jembatan Sikakak Kecamatan Cerenti, tidak lain hanyalah untuk menopang perekonomian. Lalu hubungannya apa, tentu perlu ditelusuri secara mendalam. Jembatan ini tinggal satu bentang lagi, penggerjaannya seperti tertatih-tatih, sejak Bupati Kuansing Drs H Asrul Ja’afar sampai sekarang periode Bupati Kuansing H Sukarmis akan berakhir jembatan ini tak kunjung selesai.

Pembangunan jembatan ini ternyata menggunakan dana APBD Provinsi Riau, yang namanya dana propinsi, tentu tidak semudah yang dibayangkan untuk bisa berebut dana tersebut, Kuansing memang bagian dari Provinsi Riau, tapi tidak semua bagian pembagian diperuntukkan bagi Kuansing, melainkan masih dipergunakan oleh keperluan di 12 kabupaten/kota.

Kontributor Sentral Kuansing di Cerenti Faisal mengajak melihat langsung keberadaan jembatan Sikakak, saat itu masih terlihat pekerja sibuk menyelesaikan pekerjaan mereka, padahal hari mendekati waktu magrib, mereka masih berada sebagian di atas bentangan baja.

Jika bentangan ini selesai, maka tinggal satu bentangan lagi, jembatan ini tersambung dan bisa difungsikan, dan kalau melihat konstruksi jembatan, bisa dipergunakan untuk dilalui kendaraan berat perusahaan, baik yang mengangkut hasil perkebunan maupun hasil hutan.

Beranjak dari jembatan itu, kami menuju kediaman kepala desa, ternyata saat itu kepala desa sedang ada acara di kantor camat, belum pulang dan hanya ditemui istrinya, sayang tidak bisa didapat penjelasan lebih lanjut tentang keadaan sebenarnya jembatan itu.

Namun ketika mengunjungi pasar Cerenti, seorang pedagang bernama Aan mengatakan, kalau saat ini pasar Cerenti mulai bergairah, terutama pada saat hari pasar, pedagang mulai ramai dan pembeli mulai ramai, kondisi ini didukung semakin banyaknya karyawan dari berbagai perusahaan yang ada di sekitara Cerenti.

Aan mengetahui, meski belum ada jembatan sejumlah karyawan perusahaan seperti PT Cerenti Subur yang ada di seberang Pasar Cerenti ternyata mereka tetap berupaya pergi ke pasar Cerenti menggunakan kendaraan roda dua menggunakan moda kompang.

Makanya, Aan tidak berandai-andai kalau seandainya jembatan Sikakak Cerenti selesai dan bisa difungsikan, perekonomian Cerenti akan bergairah seperti berbagai kecamatan lainnya di Kuansing yang ditopang oleh sejumlah perusahaan.(noprio sandi)


Sejumlah pekerja terlihat menyelesaikan salah satu bentang jembatan Sikakak Cerenti, jembatan ini tinggal satu bentangan lagi. (noprio sandi)

Benai-Tukang Las Kesulitan Modal

BENAI-Saat ini sejumlah pengusaha kecil di Kuasing kesulitan mendapatkan bantuan permodalan. Karena berbagai bantuan permodalan yang digulirkan melalui dana pusat maupun daerah kurang diketahui masyarakat secara luas. Satu-satunya harapan mengharapkan bantuan perbankan, itupun prosedurnya sangat sulit bahkan sering ditolak.

Setidaknya demikian yang dialami Ikas, pemilik bengkel las Arga Benkel Las Desa Pulau Ingu Kecamatan Benai belum lama ini di kediamannya. “Sangat sulit mendapatkan bantuan modal,” keluh Ikas.

Padahal order barang yang akan dilas saat ini menurut Ikas sangat banyak, namun karena kekurangan modal, pesanan itu terpaksa harus ditunda dulu sampai mendapatkan permodalan untuk kelancaran usaha.

Jika mengharapkan uang muka dari orang yang memesan, hal tersebut menurut Ikas sangat sulit karena yang memesan biasanya hanya memberikan uang muka dengan nominal yang kecil, sehingga tidak mencukupi untuk membeli bahan besi yang akan dikerjakan.

Bantuan permodalan yang didengung-dengungkan pemerintah, baik pemerintah pusat sampai ke daerah menurut Ikas tidak diketahuinya sama sekali, sehingga saat ini dia seperti berlayar tidak memiliki kompas untuk mendapatkan permodalan.

Pernah diupayakan mencari permodalan dari berbagai perbankan, namun hasilnya menurut Ikas nihil sama sekali, bahkan bank malah serta merta menolak memberikan permodalan dengan alasan yang kurang diketahui.

Oleh sebab itu Ikas mengharapkan agar permodalan yang ada saat ini lebih memberikan prioritas kepada pengusaha kecil yang membutuhkan bukan kepada pengusaha yang telah memiliki modal banyak. (noprio sandi)

Benai-Selesaikan Permasalah Ditingkat Desa Terlebih Dahulu

Kecamatan Benai termasuk salah satu kecamatan yang masyarakatnya sering bergejolak, bahkan gejolak itu sampai melibat aparat kepolisian untuk pengamanan. Sehingga perlu formulasi untuk meredam berbagai gejolak ditengah masyarakat, diantaranya dengan menyelesaikan permasalahan pada tingkat desa terlebih dahulu.

Camat Benai Erdiansyah S.Sos pernah berharap di salah satu desa Kecamatan Benai agar dalam menjalankan roda pemerintahan perlu menjadikan suasana yang sudah kondusif tetap lebih kondusif. “Saya tidak ingin terjadi kejadian-kejadian yang telah berlalu, di Muara Langsat dengan di Geringing Jaya. Yang justru akan menyibukkan, yang justru akan menyulitkan kita-kita sendiri, ini harapan kita,” kata Erdiansyah.

Kejadian itu telah berlalu, Erdiansyah menginginkan kejadian yang sudah berlalu itu biarlah berlalu dan diajaknya untuk menatap masa depan yang lebih baik sehingga hal-hal itu tidak terjadi lagi. “Jangan sampai kita terjatuh pada lubang yang sama. Ini harapan kita. Tidak ada permasalahan yang tidak bisa kita selesaikan, mari kita selesaikan dengan jalan yang terbaik, sehingga ada porsi-porsinya,” kata Erdiansyah.

Kalau ada permasalahan, dia menyarankan agar diselesaikan dengan baik di tingkat desa, jangan mudah terpropokatori oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan mengambil kesempatan untuk menghancurkan kehidupan yang sudah kondusif di desa.

Dan kepada kepala desa, Erdiansyah menyarankan untuk meneruskan pembinaan sosial kemasyarakatan, sehingga hal-hal yang rasanya rawan, perlu dikoordinasikan dengan pemerintah kecamatan jika tidak bisa lagi diselesaikan pada tingkat desa. (noprio sandi)