Senin, 07 November 2011

Cuaca Memburuk, Musim Tanam Terancam

Teluk Kuantan,- Makin memburuknya cuaca di kabupaten Kuantan Singingi membuat ribuan Ha lahan persawahan yang siap tanam terancam.

Apalagi ratusan Ha sawah yang sudah dibersihkan dan siap ditanam, mulai direndam banjir. Yang lebih mengkhawatirkan, semaian yang sudah berumur hampir 3 pekan sebagian juga sudah terendam dan dikhawatirkan membusuk. Sedangkan yang tak terendam banjir, semaian juga terancam kadaluarsa karena umurnya bisa lebih dari 25 hari baru bisa ditanam.

Kekahwatiran ratusan petani menghadapi musim tanam periode kedua tahun 2011 ini memang beralasan. Musim tanam yang sudah dicanangkan Bupati Kuantan Singingi H Sukarmis pada acara Mendo'a Padang pada 17 Oktober 2011 lalu itu sangat bertepatan dengan masuknya musim penghujan yang berbuah banjir. Banjir tahunan di Kuantan Singingi sejak ratusan tahun memang selalu datang pada awal bulan Oktober setiap tahunnya.

Di setiap bulan Oktober setiap tahun itu pulalah dimulainya musim banjir di Kuantan Singingi. Setiap tahun, banjir yang sudah menjadi langganan belasan ribu petani itu biasanya merendam sedikitnya 84 desa dari 8 kecamatan yang terdapat dikawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) sungai Kuantan. Sehingga dapat dipastikan, ribuan rumah warga dan ribuan Ha lahan persawahan dan ladang padi setiap tahunnya akan digelimang banjir.
Kendati banjir tahunan sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa bagi masyarakat Kuantan Singingi, namun petani yang sudah hampir selesai menggarap sawah dan pekan depan sudah memasuki masa tanam, dituntut waspada dan dapat cermat terhadap kondisi cuaca dan banjir. Saat ini sebagian besar petani di kecamatan Kuantan Tengah, Benai dan Pangean masih menunggu kondisi air yang sebentar-sebentar naik dan sebentar-sebentar surut. Padahal umur semaian padi sudah memasuki usia 20 hari dan sekitar 5 hari lagi petani sudah harus memulai menanam daripada umur semaian kadaluarsa.

Pantauan di lapangan Jum'at siang (4/11) dibeberapa kawasan, tampak ratusan Ha sawah yang sudah digarap masih tenggelam. Walaupun dihadang banjir, ratusan petani yang lahannya belum terendam tampak tetap antusias menyelesaikan membersihkan sawah. (ependri)