Senin, 02 Januari 2012

Jembatan Gantung Difungsikan


Jembatan Gantung Sawah sejak akhir Desember 2011 lalu telah bisa difungsikan masyarakat. Pemungsian jembatan ini berkaitan telah selesainya pengerjaan jembatan tersebut oleh pihak pelaksana. Otomatis membuat lalu lintas menuju kawasan seberang mulai beralih dari jembatan Pulau Bungin ke jembatan gantung Sawah khusus pengguna sepeda motor.

Berdasarkan pengamatan, sejumlah sepeda motor mulai mengalihkan rute perjalan mereka menuju dan dari kawasan seberang Kota Teluk Kuantan dari jalan melewati jembatan Pulau Bungin ke jembatan gantung Sawah.

Pengalihan itu karena jembatan gantung tersebut telah bisa difungsikan sejak akhir Desember 2011 lalu, termasuk pemanfaatan bagi masyarakat yang terkena banjir dalam mengambil bantuan banjir keposko bantuan di Pasar Teluk Kuantan beberapa waktu lalu.

Pengalihan rute tersebut membuat kawasan jalur dua Desa Sawah dan jalan KH. Umar Usman ramai dilewati pengguna sepeda motor dan itu menjadikan peluang usaha bagi masyarakat setempat memanfaatkan ramainya orang yang lewat. “Ini peluang usaha, karena sudah banyak yang lewat di jalan ini,” kata Z. Hada warga setempat.

Namun demikian, pengguna sepeda motor ternyata masih kesulitan dalam melewati jembatan itu, karena sebagian gelagar memanjang jembatan belum rata, terutama jika berselisih dua sepeda motor, menimbulkan rasa gamang, ditambah sambungan jembatan terhadap pondasinya ada perbedaan ketinggian. “Payah, kayu ndak rata,” kata seorang warga Kopah Suhendi yang menggunakan jembatan tersebut selalu.(noprio sandi)

Teks fhoto
Jembatan gantung-Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Sawah dengan Desa Seberang Taluk Kuantan Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi sejak akhir Desember 2011 dan memasuki tahun baru 2012 telah dimanfaatkan masyarakat, sehubungan dengan telah selesainya pengerjaan jembatan itu. Jembatan gantung ini sempat menjadi komoditas politik, karena tergolong jembatan yang cukup lama penyelesaiannya. (noprio sandi)

Transmigrasi Beringin Jaya Kuansing, Pertama Di Riau


Camat Kecamatan Benai Andika Putra, S.Ip mengklaim transmigrasi Beringin Jaya merupakan transmigrasi tertua di Provinsi Riau. Meski tua, kawasan ini sampai sekarang masih tetap aman dan terjadi keharmonisan hubungan masyarakat tempatan dengan masyarakat eksntransmigrasi itu.

Hal itu diklaimnya beberapa waktu di Desa Teratak Air Hitam. “Di Kenegerian Teratak Air Hitam ini juga kami sampaikan, ada dua adat istiadat yang telah berdampingan hidup sejak tahun 1968. Jadi kelurahan Beringin Jaya itu merupakan transmigrasi yang pertama di Riau, yaitu tahun 1968,” klaim Andika.

Selama itu pula tambah Andika masyarakat Kenegerian Teratak Air Hitam dan Kelurahan Beringin Jaya tidak ada permasalahan yang prinsip. “Jadi merupakan suatu hikmah atau merupakan ridho dari Allah SWT,” katanya.

Oleh sebab itu, Andika mengharapkan kepada seluruh masyarakat Kengerian Teratak Air Hitam dan seluruh masyarakat Kelurahan Beringin Jaya, selalu memperkokoh hubungan silaturahmi. “Karena dengan hubungan silaturrahmi yang selalu kita bangun akan tetap dapat diikuti oleh seluruh generasi muda yang akan jadi pewaris tokoh-tokoh masyarakat yang ada di dua kenegerian dan Kelurahan Beringin Jaya tersebut,” harapnya. (noprio sandi)

2012 Pemberantasan Narkoba Prioritas Polres Kuansing


Pengedar, kurir, pengguna narkoba di Kuansing bakal dibuat tidak bisa
bernapas oleh jajaran Polres Kuansing. Pasalnya, tahun 2012 prioritas
utama aparat itu memerangi narkoba untuk menyelamatkan generasi
Kuansing dari ancaman obat berbahaya tersebut, termasuk dukungan
pendanaan yang dinilai cukup, karena sebelumnya hanya menebeng di
jajaran reskrim.

Prioritas utama tersebut ditegaskan Kapolres Kuansing AKBP Wendry
Prubyantoro, SH didampingi Wakapolres Kompol Muhammadun, SH serta
jajaran perwira lainnya dalam jumpa pers, Sabtu (31/12) di ruang rapat
Mapolres Kuansing.

Selama ini menurut Wendry, pihaknya juga  telah bekerja keras
memerangi narkoba di Kuansing, selama tahun 2011 ada 11 kasus dengan
jumlah barang bukti sabu 37,30 gram, ganja 402,23 gram, extacy 8
butir, dari 11 kasus tersebut 16 kasus P-21, lima kasus dalam proses
sidik.

Jika dibandingkan dengan kasus tahun sebelumnya (2010, red) tambah
Wendry sebanyak 18 kasus dengan jumlah barang bukti sabu 7,43 gram,
ganja 2.070, 39 gram extacy tidak ada, dari 18 kasus semuanya P-21
(selesai, red).

Namun sampai saat ini, pihak polisi ketika dikonfirmasi belum
melaksanakan kerja sama intensif dengan Badan Narkotika Kabupaten
(BNK) Kabupaten Kuantan Singingi, bahkan sampai saat ini kapolres
mengaku belum pernah bertemu dengan ketua BNK Kuansing.

Meski demikian, tanpa koordinasi dengan BNK, pihaknya tetap menjadikan
narkoba menjadi prioritas utama pada tahun 2012 ini untuk
menyelamatkan generasi Kuansing termasuk aparat dari pegaruh
obat-obatan terlarang tersebut.

Bahkan saat ini, Sat Narkoba katanya telah memiliki pendanaan cukup
untuk melakukan operasi, padahal sebelumnya pendanaan itu menebeng
pada Sat Reskrim.

Berdasarkan catatan, pada tahun 2011 Sat Reskrim dan Sat Narkoba
Polres Kuansing telah berhasil menangkap salah seorang anggota DPRD
Kuansing yang sedang menggunakan mobil dinas DPRD tersebut di
Kecamatan Pangean, prestasi itu menjadi perhatian public beberapa
waktu lalu. (noprio sandi)

Teks foto
Jumpa pers-Kapolres Kuansing AKBP Wendry Purbyantoro, SH didampingi
Waka Polres Kompol Muhammadun, SH dan sejumlah perwira lainnya
membebarkan sejumlah kasus yang ditangani jajaran Polres Kuansing
selama tahun 2011 dan melakukan perbandingan dengan kejadian tahun
2010. Selanjutnya juga langsung mengatakan prioritas kerja mereka
tahun 2012 mendatang, Sabtu (31/12) di ruang rapat Mapolres Kuansing.

PWI Perwakilan Kuansing Dipimpin Amrizal Amin




Untuk periode 2011-2014, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan
Kabupaten Kuantan Singingi dipimpin Amrizal Amin, SH. Beralihnya
tampuk kepemimpinan itu setelah dilaksanakan Konferensi Perwakilan II
PWI Perwakilan Kuantan Singingi, Jum’at (30/12) lalu.

PWI Perwakilan Kuantan Singingi yang sempat dipimpin Carataker
Hendrizal Roeslan telah berhasil mengantar terlaksanannya Konferensi
Perwakilan II PWI Kuansing dengan sukses, meski sempat terjadi rasa
pesimis hal itu akan terlaksana.

Dari beberapa orang anggota PWI Perwakilan Kuantan Singingi hanya enam
orang yang memiliki hak suara setelah dilakukan verifikasi oleh Mario
Abdillah Khair yang bertindak sebagai Presidium Sidang, selebihnya
kartu sudah mati, tidak berdomisili lagi di Kuansing, bahkan ada satu
suara yang telah memberikan surat mandat tenyata batal karena penerima
mandat tidak dibunyikan.

Dari enam yang memiliki hak suara sekaligus sebagai peserta, ternyata
hanya tiga orang yang telah aktif lebih dari satu tahun menjadi
anggota PWI berdasarkan kartu, Said Mustafa Husin, Amrizal Amin dan
Reflizar.

Oleh Presidum Sidang langsung saja diberi arahan agar dalam
penjaringan bakal calon hanya tiga nama tersebut yang bisa dicalonkan,
sementara satu calon yang termasuk dijagokan dalam kesempatan tersebut
Suhendi, SH terpaksa harus gagal mencalonkan karena terganjal tata
tertib yang telah disahkan minimal sudah satu tahun menjadi anggota.

Dari penjaringan bakal calon, keluar tiga nama tersebut dengan Said
Mustafa Husin (5 suara), Amrizal Amin (6 suara), Reflizar (3 suara),
suara penjaringan ini peserta diminta menuliskan dua nama, termasuk
dua hak suara dari unsure carateker dan PWI Cabang Riau.

Setelah terjaring tiga nama, Presdium Sidang menanyakan kesediaan
bakal calon untuk dicalonkan menjadi ketua, ternyata satu orang bakal
calon Said Mustafa Husin (mantan ketua PWI Perwakilan Kuansing
sebelumnya, red), tidak bersedia dicalonkan kembali, dan dua orang
lainnya, Amrizal Amin dan Reflizar bersedia, otomatis dua calon
mengkristal untuk dipilih.

Untuk pemilihan ketua, perserta dan peninjau harus memilih satu nama,
dengan delapan jumlah suara, semuanya memilih Amrizal Amin, termasuk
lawannya Reflizar tersebut. Dengan demikian Amrizal Amin terpilih
menjadi Ketua PWI Perwakilan Kuantan Singingi.

Saat menutup konferensi, Sekretaris PWI Cabang Riau Mario Abdillah
Khair menyatakan, masing-masing daerah di Riau memiliki kesan-kesan
unik dalam pelaksanaan konferensi perwakilan, kalau di Kuansing kesan
uniknya, Reflizar yang menjadi lawan Amrizal Amin malah juga memilih
Amrizal Amin.

Sementara itu, ketua terpilih PWI Perwakilan Kuantan Singingi Amrizal
Amin yang juga wartawan Rakyat Riau dalam pidato perdananya menegaskan
kalau dirinya akan bertekad menghilangkan batasan-batasan
(kelompok-kelompok, red) antara wartawan yang selama ini telah terjadi
di Kuansing. (noprio sandi)

Teks fhoto
Serahkan berkas-Sekretaris PWI Cabang Riau Mario Abdillah Khair
menyerahkan berkas Konferensi Perwakilan II PWI Perwakilan Kabupaten
Kuantan Singingi kepada Ketua PWI Perwakilan Kabupaten Kuantan
Singingi Amrizal Amin, SH, Jum’at (30/12) di Hotel latifa Teluk
Kuantan. (noprio sandi)

Foto-foto Konferensi Perwakilan Perwakilan II PWI Kabupaten Kuantan Singingi