Senin, 18 Juli 2011

Lebih 50 Pejabat Non Job, Cuti Bersama

TELUK KUANTAN-Lebih dari 50 orang pejabat non job mengambil cuti secara bersama. Pengambilan cuti ini terkait protes mereka terhadap kebijakan yang dilakukan Sukarmis-Zulkifli, dengan menon-jobkan puluhan hingga ratusan pejabat. Kejadian ini jarang terdengar di Indonesia, tapi terjadi di Kuansing.

Salah seorang pejabat non job yang tidak mau disebutkan namanya mengaku ketika hadir di redaksi Sentral Kuansing, pengambilan cuti tersebut karena perlakuan yang tidak menyenangkan terhadap dirinya karena telah dinonjobkan, kebetulan saat yang sama dia belum mengambil cuti pada tahun 2011.

Dia tidak menapik, 50 hingga 100 pejabat mengambil cuti bersama. “Tapi mereka yang telah mengambil cuti, tidak mengambil cuti lagi,” katanya.

Mengambil cuti ini menurutnya erat kaitannya jika datang ke kantor, dia berpraduga kalau banyak pihak yang tidak senang, bahkan jika dikantor belum memiliki pekerjaan yang jelas, karena telah non job.

Oleh sebab itu, dia berharap, Pemkab Kuansing sesegera mungkin mengeluarkan SK penempatan terhadap puluhan hingga ratusan pejabat yang non job tersebut, agar bisa bekerja. (noprio sandi)

Pejabat Beristri Dua Trend di Kuansing

TELUKKUANTAN-Memang dasar ibarat sebuah sungai yang hulunya keruh, akan membuat alirannya sampai ke hilir keruh. Itulah yang terjadi di Kabupaten Kuantan, dimana pejabat mulai dari tingkat atas beristri dua, bawahan juga ikut-ikutan beristri dua. Anehnya pejabat yang notabenenya PNS malah tidak ada sangsi disiplin.

 Tidak ada data resmi tentang pejabat PNS yang beristri dua, namun isu ini santer beredar di kalangan masyarakat dan pegawai dilingkungan Pemkab Kuansing. Pejabat yang bersitri dua ini malah tidak kena tindakan indispliner yang seharusnya dilakukan melalui Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi.

Entah karena inspektorat mandul, atau memang ada pejabat yang lebih tinggi melindungi mereka yang beristri dua tersebut sehingga tidak mendapatkan sangsi apa-apa, malah seperti mendapatkan keistimewaan.

Mental pejabat Kuansing yang bejat ini seakan-akan telah diamini masyarakat, karena mereka menilai mulai dari atas sampai ke bawah, pejabat Kuansing bermental rusak, terutama menyangkut moral. (noprio sandi)

Cucu Bupati Ancam Wartawan

TELUK KUANTAN-Akibat diberitakan kurang enak, cucu Bupati Kuansing H Sukarmis mengancam wartawan. Namun ancaman tersebut malah tidak ditengahi oleh salah satu ketua organisasi wartawan tingkat kabupaten, melainkan memojokkan wartawan tersebut, ada-ada kejadian di Kuansing.

Juprison, wartawan Riau Pos beberapa waktu lalu di kantor Persatuan Wartawan (Pewarta) Kabupaten Kuantan Singingi mengaku dirinya diancam melalui seluler oleh cucu Sukarmis.

Ancaman tersebut dikarenakan adanya berita yang menyatakan cucu bupati Indra Agus, AP, M.Si yang kebetulan (atau disegaja, red) menjabat Kabag Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah tidak berada ditempat, padahal ada masyarakat Kecamatan Pangean yang ingin berkonsultasi kepada tentang permasalahan tata pemerintahan, masyarakat tersebut kecewa.

Akibatnya Indra Agus tidak senang, beberapa hari kemudian, Indra menelpon wartawan yang menilis berita tersebut. “Dia mengancam saya, kemudian yang saya ingat, dia mengatakan, rusak tatanan yang ada oleh ang, (kamu, red),” kata Juprison.

Ternyata selidik punya selidik, Indra Agus ini telah beberapa kali gonta ganti jabatan, kebetulan kakeknya seorang bupati, mulai dari Camat Logas Tanah Darat, Kabid di Bappeda, Camat Singingi Hilir dan yang terakhir menjadi Kabag Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah.. maklum kakeknya bupati.

Sampai sejauh ini Juprison belum menyatakan melaporkan ancaman tersebut, karena dia menilai belum menjadi ancaman serius, namun demikian, jika nanti ancaman terus berlanjut, dirinya akan melaporkan kepada pihak berwajib.

Juprison termasuk tidak melaporkan kejadian tersebut kepada organisasi wartawan yang ada, karena salah satu ketua organisasi wartawan tingkat kabupaten malah menyalahkan dirinya. “Saya memang agak kecewa, akibat sikapnya,” kata Juprison. (noprio sandi)

Antrian SPBU Panjang, Plat Merah Tidak Mengantri

TELUKKUANTAN-Antrian kendaraan di SPBU Sungai Jering Teluk Kuantan setiap hari makin padat. Akibatnya masyarakat menjadi gelisah mengantri. Kegelisahan tersebut tidak dialami kendaraan plat merah, mereka malah dengan leluasa membeli premium dengan memotong antrian.

Kendaraan plat merah yang buat kesat masyarakat dalam minggu ketiga Juli 2011 diantaranya BM 110 K Terano Kingsroad yang dikendaraan protokoler, BM 8037 KP patroli Satpol PP, BM 1052 KP Kijang Inova (DPRD), BM 26 K (Dinas Pendidikan).

Terhadap kendaraan plat merah ini, petugas SPBU hanya bisa diam saja, tetapi masyarakat yang antri panjang sangat mengeruti, bahkan ada yang bilang dari pejabat teras sampai pejabat klene di Kuansing bermental jelek, tidak membudayakan antri.

Namun berbeda dengan kendaraan pribadi yang terpaksa memotong jalur antri, seperti dialami Toyota Avanza BM 1352 KP, mobil ini diisi juga oleh petugas SPBU, namun terlebih dahulu dengan makian.

Jika pada malam hari, kondisi SPBU selalu nyaris bentrok, dimana pemilik jerigen beradu cepat dengan pemilik kendaraan, pemilik kendaraan kesal, petugas lebih mendahulukan pemilik jerigen, sementara antrian kendaraan semakin panjang.

Meski kendaraan semakin hari antri semakin panjang, sejumlah pedagang pengecer sekitar SPBU tetap terlihat menjual premium eceran, mengapa hal ini bisa terjadi perlu menjadi tanda tanya, ternyata larangan penjualan premium eceran dalam radius 3 KM hanya isapan jempol belaka, Pemkab Kuansing melalui Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan terkesan mandul.(noprio sandi)







Sukarmis-Zulkifli Cuci Gudang

TELUKKUANTAN-Citra buruk demokrasi Kuansing kembali terlihat, baru saja melakukan pelantikan terhadap pejabat dilingkungan Pemkab Kuansing, eh malah Selasa (19/7) kembali melakukan pelantikan terhadap 64 orang pejabat eselon III, IV. Pelantikan ini terkesan seperti cuci gundang, untuk membersihkan pemerintahan Sukarmis-Zulkifli (calon bupati yang menang,red) dari orang-orang yang diindikasikan nomor 2 (pendukung Mursini-Gumpita, red) calon bupati yang kalah.

Pelantikan kali ini memang terkesan disembunyikan dari public, dimana pelantikan sebelumnya dilakukan acara siaran langsung melalui Radio Pemerintah Daerah (RPD), namun pelantikan kali ini tidak, sehingga tidak banyak masyarakat yang mengetahuinnya, bahkan pejabat yang ada dilingkungan Pemkab Kuansing sendiri kurang mengetahui apakah dirinya non-job atau tidak.

Yang paling banyak dibicarakan pergantian Camat Kuantan Hilir, Yuhendra, S.Sos, dimana dia sebelumnya menjabat sebagai Camat Kuantan Hilir eselon III A dan turun  menjadi eselon III B menjadi Kabid Catatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

Yuhendra sendiri dihembuskan terkena badai akibat adanya pacu jalur di Kecamatan Kuantan Hilir di tepian Lubuak Sobae Baserah (15/7), dimana Wakil Bupati Drs H. Zulkifli, M.Si dijadwalkan membuka acara tersebut secara resmi, meski tidak termasuk dalam kalender rayon pacu jalur tradisional.

Ternyata kondisi dilapangan, panitia pacu jalur, ninik mamak serta sebagian masyarakat Kecamatan Kuantan Hilir malah mendewakan Mursini (calon bupati yang kalah, red) sebagai tamu yang mereka harapkan, wakil bupati resmi Drs. H Zulkifli.

Makanya, kondisi ini dikait-kaitkan oleh public dengan kondisi pilitik Kuansing saat ini, Yuhendra terimbas permasalahan politik, sehingga dipindahkan dari Camat Kuantan Hilir, padahal belum lama dilantik.

Yuhendra sendiri dalam Riau Pos terbitan Selasa (19/7/2011) enggan menjawab terkait informasi yang beredar ditengah masyarakat, sejumlah pertanyaan dilontarkan kepadanya tidak dijawab satupun.

Kemudian dari pada itu, berdasarkan analisis psikologi Sentral Kuansing, tidak menjawabnya Yuhendra dalam permasalahan dirinya yang santer dibicarakan menandakan Yuhendra sedang dalam tekanan.

Untuk pejabat eselon III Arlis, S.Sos sebelumnya camat Cerenti dilantik jadi Camat Kuantan Hilir, Drs. Martono yang sebelumnya Sekcam Kuantan Mudik dilantik jadi camat Cerenti. (noprio sandi)

DPRD Fit & Proper Test Calon KPAID

TELUKKUANTAN-Komisi A DPRD Kabupaten Kuantan Singingi melaksanakan fit & Proper Test calon anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) periode 2011-2014, kegiatan ini dilaksanakan secara marathon terhadap 14 orang mulai Jum’at (15/7) sampai Selasa (19/7/2011).

Fit & proper test pertama Jum’at (15/7), baru dilakukan terhadap empat orang calon KPAID, Kasmalinda, Lidus Yardi, Wandoyo, Wigati Iswardani. Komisi A yang hadir Ketua, Andi Putra, Wakil Ketua Duski Mansur, Sekretaris Afri, anggota Endri Yupet, Gunarto, Andi Nurbai, Mutiara, Arlimus, termasuk Ketua DPRD Muslim.

Hari kedua Senin (18/7), lima orang calon KPAID di fit & proper test Slamet Riadi, Suburman, Devi Kartika Sari, Noprio Sandi & Sandis Mitra, sedangkan Komisi A yang hadir Ketua, Andi Putra, Wakil Ketua Duski Mansur, anggota Andi Nurbai, Gunarto dan Endri Yupet.

Hari ketiga dijadwal selasa (19/7) atas lima orang calon KPAID, Bahtiar Saleh, Bustanur, Agus Riadi, Marsanul, Qowiyun Awal, dan juga dilakukan fit & proper test oleh Komisi A DPRD Kabupaten Kuantan Singingi.

Dari 14 orang calon KPAID ini akan dieliminir sebanyak enam orang, sehingga hanya delapan nama yang akan disampaikan kepada Bupati Kuansing H Sukarmis, selanjutnya, akan dibuang satu orang, sehingga terakhir anggota KPAID yang akan ditetapkan sebanyak 7 orang. (noprio sandi)