Selasa, 21 Juni 2011

Penerimaan Murid Baru, Orang Tua Dapat Tantangan Baru

TELUKKUANTAN-Penerimaan murid baru dalam waktu dekat menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua yang akan memasukkan anaknya sekolah. Betapa tidak, mereka harus memperhitungkan berbagai biaya tambahan akibat mendaftarkan murid termasuk biaya baju dan alat tulis.

Hal itu akan membuat orang tua murid kesulitan dan merasa mendapatkan tantangan. U. Suharti salah seorang orang tua mengaku mendapatkan tantangan dengan akan memasukkan salah seorang anaknya ke TK.

Karena akan dibutuhkan sejumlah biaya. Biaya yang dibutuhkan ini memang sudah dipersiapkan, namun kebutuhan hidup yang lain cukup banyak, sehingga harus berjuang untuk bisa memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya tersebut.

Akibat adanya kebutuhan biaya yang bersifat wajib tersebut, kebutuhan biaya tambahan untuk lebih menjamin ketersediaan pendidikan bagi anaknya jadi terabaikan. Diantaranya untuk menambah materi pelajaran anak melalui les atau private.“Bagaimana mau privat, ngak akan terbayar,” keluh Suharti.

Sementara itu, berdasarkan petugas bimbingan belajar atau les private di Jalan Abdoer Rauf mengatakan untuk melaksanakan les private dibutuhkan biaya pendaftaran Rp 55.000. untuk biaya bulanan berkisar antara Rp 85 ribu sampai Rp 140 ribu. (Noprio sandi)

Lampu Taman Jalur Mati

TELUKKUANTAN-Sudah beberapa minggu terakhir lampu serta air mancur yang ada di taman jalur Teluk Kuantan mati. Akibatnya masyarakat yang menikmati taman menjadi kurang sempurna.

Entah apa sebabnya, lampu taman jalur ini tidak hidup pada malam hari, padahal malam hari terutama malam minggu, lokasi ini dipenuhi anak-anak sampai remaja untuk menghabiskan malam minggu mereka.

Akibat matinya lampu taman tersebut, taman menjadi gelap dan hanya mengandalkan bias cahaya lampu dari berbagai toko yang ada di Jalan Sudirman saja, pencahayaan yang diterima hanya terbatas.

Kondisi yang sama juga terjadi dekat lokasu tugu pacu jalur pinggir sungai Kuantan disamping taman jalur, akibatnya lokasi ini kurang dikunjungi orang karena gelap, kegelapan ini sampai ke pinggir sungai Kuantan.

Yang memanfaatkan kondisi gelap di pinggir sungai ini hanya muda mudi memadu kasih, dan dikhawatirkan akan menjadi tempat maksiat dikemudian hari jika tidak juga mendapat perhatian dari Dinas Pasar Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Kuantan Singingi. (Noprio sandi)

Liburan, Undangan Sunatan Berseliwuran

TELUKKUANTAN-Memasuki masa liburan sekolah dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan khitanan anak mereka. Akibatnya banyak undangan sunatan berseliwuran datang ke berbagai rumah.

Salah seorang keluarga anak yang disunat, Dedi menyebutkan, sunatan keponakannya dilakukan lebih cepat sebelum masa liburan datang, mengingat waktu yang tersisa bisa dipergunakan untuk penyembuhan sunatan tersebut.

Pihaknya menurut Dedi memang sengaja memanfaatkan momen liburan untuk acara sunatan itu, karena anak yang disunat memang baru selesai melaksanakan ujian kenaikan kelas dan tidak menganggu jadwal belajarnya.

Ramainya anak-anak yang disunat membuat sebagian warga mendapatkan undangan yang cukup banyak, karena sebagian anak yang disunat itu merupakan relasi mereka, otomatis undangan sunatan ini berseliwuran. (Noprio sandi)

Indikasi Kecurangan Sukarmis-Zulkifli di MK Mulai Terlihat

TELUKKUANTAN-Indikasi adanya kecurangan Sukarmis-Zulkifli dalam persidangan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) mulai terlihat. Terutama dalam indikasi kecurangan terstruktur, dimana setelah penyusunan cabinet, sejumlah camat, sekcam mendapatkan promosi jabatan yang fantastis, mereka tidak terpengaruh dari perolehan suara di kecamatan itu, menang atau kalah.

Mahkamah Konstitusi menolak semua hasil pengajuan keberatan yang diajukan pasangan Mursini-Gumpita, dan menyatakan kalau gugatan mereka tidak terbukti terutama tuntutan yang menyatakan Sukarmis-Zulkifli sebagai incanbent melakukan kegiatan terstruktur dan masih menggunakan kekuasaan untuk memanangkan pemilukada.

Dari sejumlah camat, sekcam yang dipromosikan secara fantastis tersebut diperoleh jawaban kalau seandainya, sejumlah camat, sekcam sangat berjasa atas kemenangan Sukarmis-Zulkifli, bahkan termasuk camat, sekcam di kecamatan yang tidak menang dalam pemilukada.

Camat Singingi Hilir, Ramli, S.Sos menapatkan promosi menjadi Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD), jabatan ini sangat strategis di Kuansing, sementara itu jabatan Camat Singing Hilir setelah itu dijabat Drs. Yulpides, yang sebelumnya menjadi Camat Inuman. Kecamatan Singingi Hilir lebih maju dibandingkan kecamatan Inuman.

Untuk jabatan Camat Inuman yang baru dijabat Mastur Ismail, sebelumnya menjadi Sekcam di Kecamatan Inuman.

Camat Kuantan Mudik Efrizon Marzuki, AP, M.Si yang juga telah bersidang di MK membela Sukarmis-Zulkifli dipromosikan menjadi Camat Kuantan Tengah, dimana Kecamatan Kuantan Tengah ini merupakan kecamatan sebagai pusat ibu kota Kabupaten Kuantan Singingi, sedangkan untuk Camat Kuantan Mudik setelahnya dijabat oleh Asmari, S.Sos yang sebelumnya menjadi Camat Pangean.

Camat Kuantan Tengah Agusmandar, S.Sos, M.Si mendapatkan promosi jabatan sebagai Kepala Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) menggantikan Netia Karma, SH, MH.

Untuk jabatan Camat Pangean saat ini dijabat Novrion, S.Sos yang sebelumnya menjadi Sekcam Kuantan Hilir. Camat Kuantan Hilir M. Refendri Zukman, S.Sos dipromosikan menjadi Kepala Bagian Kesejahteraan Sosial Sekretariat Daerah, jabatan ini juga sangat strategis yang mengelola banyak dana.

Untuk posisi camat Kuantan Hilir sendiri saat ini diisi Yuhendra, S.Sos yang sebelumnya menjadi Camat Gunung Toar. Sedangkan posisi jabatan Camat Gunung Toar di isi oleh Sekcamnya.

Untuk Camat Benai, Erdiansyah S.Sos dipromosikan menjadi Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja, sedangkan jabatan Camat Benai diisi oleh Andika Putra, S.Ip yang sebelumnya Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga pada Bagian Umum Sekretariat Daerah, baik Erdiansyah maupun Andika Putra, telah bersidang di MK membela Sukarmis-Zulkifli atas indikasi kecurangan.

Camat Singingi Hendra AP, M.Si mendapatkan promosi jabatan menjadi Kabag Umum Sekretariat Daerah, sementara posisi Camat Singingi di isi Ramlan, S.Sos salah seorang Kabid di Bappeda.

Namun demikian, tiga camat, Camat Hulu Kuantan Ahyan Armofis, Camat Cerenti Arlis, S.Sos, Camat Logas Tanah Darat Muradi, S.Sos tidak tetap pada jabatannya. Mengapa ini terjadi masih menjadi tanda tanya sejumlah pihak, sementara mayoritas rekan mereka mendapatkan promosi yang fantastis, padahal di ketiga kecamatan itu, Sukarmis-Zulkifli memperoleh suara yang sangat signifikan. (Noprio sandi)

Sukarmis-Zulkifli Balas Dendam, Yang Tim Sukses Saja Dinon-jobkan, Apa Lagi Yang Terindikasi Lawan Poltik

TELUKKUANTAN-Suatu preseden buruk terjadi di era demokrasi Kabupaten Kuantan Singingi Riau. Bupati terpilih setelah kemenangannya dikukuhkan Mahkamah Konstitusi (MK) lansung menunjukkan taring dengan melakukan aksi balas dendam kepada pihak yang menjadi lawan politik dalam bentuk menon-jobkan sejumlah pejabat, bahkan juga menimpa mereka yang tergolong keluarga atau tim sukses.

Setelah dilantik, pejabat eselon II, III dan IV dilingkungan Pemkab Kuansing (16/6/2011) lalu, ternyata banyak terjadi penindihan tempat atau jabatan sejumlah pegawai oleh pejabat baru, sementara jabatan tempat mereka yang baru belum ada, dengan kata lain, mereka dinon-jobkan.

Terimbas memang, orang-orang baru tersebut didominasi orang Sukarmis (asal Sentajo, red) dan orang Zulkifli (asal Singingi, red) dan selingi oleh beberapa orang asal Suku Batak namun sedikit Suku Jawa.

Dari sejumlah pejabat yang dilanti tersebut ternyata terlihat kental aksi balas dengan yang dilakukan. Mereka yang di non jobkan tersebut rata-rata berasal dari daerah yang Sukarmis-Zulkifli kalah dalam pemilukada, sementara mereka yang diangkat menjadi pejabat baru rata-rata dari daerah yang perolehan suara Sukarmis-Zulkifli signifikan.

Ada yang di non jobkan suami-istri, ada yang di non jobkan karena keluarga tim sukses lawan politik, bahkan keluarga Mursini juga dipangkas habis oleh Sukarmis-Zulkifli. Terlihat tidak punya peri kemanusiaan.

Sementara itu disamping balas dendam, terhembus kabar kalau Sukarmis-Zulkifli memasang tarif pejabat eselon yang dilantik, untuk pejabat eselon II mencapai ratusan juga rupiah, eselon III sekitar Rp 30 juta, eselon IV sekitar Rp 20 juta.

Kebenaran pemasangan tariff seperti memasang jaringan listrik itu belum bisa dipastikan, namun sebuah logika terjadi, mereka yang malah telah mati matian membela Sukarmis-Zulkifli dalam kampanye malah juga ikut dinon-jobkan.

Dan pejabat yang dilantik sangat diragukan kapabilitasnya oleh public, karena mereka rata-rata terlihat merupakan pejabat karbitan, terutama mereka yang berasal dari Singingi, kaplingan Wakil Bupati Drs. H. Zukifli.(Noprio sandi)

Cerita Dibalik Pelantikan Sukarmis-Zulkifli, Sejumlah Bendahara Nyaris Ditipu, Nama Sukarmis Dicatut

TELUKKUANTAN-Sukarmis-Zulkifli telah dilantik. Sehari setelah pelantikan, penipu berkedok kepala dinas/badan atau kantor yang baru dilantik meminta uang kepada bendahara masing-masing mencapai puluhan juta rupiah. Penipu menyuruh transfer uang, dengan langsung menelpon sang bendahara.

Telpon masuk melalui sebuah hand phone kepada sejumlah bendahara, mereka mengaku sebagai kepala dinas badan atau kantor yang baru saja dilantik. Mereka meminta sejumlah uang dengan alasan untuk keperluan setoran kepada bupati yang sudah dilantik Sukarmis.

Salah seorang  pegawai, nama dirahasiakan kepada sentralkuansing mengaku nyaris tertipu, karena penipu itu pada awalnya menelpon rekannya yang lain dengan nama kepala yang baru. Penipu itu mengatakan jika ia mau meminjam uang Rp 7 juta terlebih dahulu dan akan diganti pada hari senin, karena kebetulan waktu itu hari jum’at.

Pegawai tersebut telah mengambil uang ke rumah dan kemudian mulai mengikuti arahan dari telpon yang disuruh penipu itu. Beruntung pegawai itu ingin bertemu sang kepala terlebih dahulu dan menaruh rasa curiga karena penipu itu menyuruh melakukan transfer uang.

Nomor rekening transfer telah diberikan penipu, karena menaruh rasa curiga itu, pegawai langsung mengkonfirmasi ulang kepada nomor hp pejabat yang meminta uang itu, ternyata berbeda, ketika ditelpon kepala yang asli, ternyata dia tidak ada meminta uang apapun.

Kejadian itu menurutnya telah dilaporkan kepada aparat keamanan setelah pegawai tersebut berjumpa dengan kepala yang baru itu. Dan kejadian serupa juga terjadi pada sejumlah dinas badan atau kantor yang lain.

Berdasarkan informasi yang berhasil dirangkum, sebelumnya, ada pihak yang mengaku akan menggelar pelatihan bagi bendahara atau pemegang kas diberbagai dinas, namun sebelumnya mereka meminta nomor hp tersebut melalui pegawai yang ada di secretariat daerah.

Pegawai di secretariat dareah ternyata tidak menaruh rasa curiga sama sekali, karena penampilan yang datang tersebut sangat meyakinkan. Penipu tersebut diperkirakan sindikat yang telah terlatih. Dana yang diminta dengan mencatut nama Sukarmis tersebut tidak hanya jutaan menimpa bendahara, melainkan ada yang mencapai puluhan juta rupiah, anehnya, sejumlah bendahara pada awalnya merasa yakin saja ulah kepala mereka yang baru, dengan alasan Sukarmis meminta uang. (Noprio sandi)