Minggu, 30 Oktober 2011

Kuansing Terancam Kehilangan SDM Berkualitas

Untuk kedua kalinya Kabupaten Kuantan Singingi terancam akan kehilangan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. Kehilangan ini diakibatkan kisruh pemilukada dan pemotongan kesra, sehingga pengawai yang non job dan mengejar kesra tinggi akan mencari daerah lain.

Demikian pantauan kondisi terkini Kuansing setelah pelaksanaan pemilukada, dimana PNS yang non job setelah diperlakukan tidak manusiawi mereka ramai-ramai mencari daerah lain, kabupaten/kota atau provinsi lain untuk tempat pindah, dan ternyata dari mereka juga telah ada yang berhasil pindah tersebut.

Dari pengakuan sejumlah PNS yang non job, penyebab utama mereka ingin mencari daerah lain sebagai tempat tugas yang baru dikarenakan situasi kerja di Kuansing tidak kondusif lagi, PNS yang terindikasi sebagai lawan politik diperlakukan tidak manusiawi.

Disamping perlakuan tidak manusiawi, PNS itu bertekad pindah akibat telah dipotongnya dana kesra di Kuansing, pemotongan yang cukup signifikan ini membuat pengurangan penghasilan yang sangat besar.

Sementara sejumlah daerah lain memberikan dana kesra lebih tinggi hingga berkali lipat dari Kuantan Singingi, diantaranya daerah yang menjadi incaran pemerintah Provinsi Riau, Pemko Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu, serta ada yang mau pindah ke Kabupaten Anambas Provinsi Kepulauan Riau. “Rencananya akan pindah ke Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, disana Kesra lebih besar,” kata seorang PNS yang enggan disebutkan namanya.

Mereka yang pindah ini merupakan PNS yang memiliki SDM yang di Kuansing, karena selama ini, roda pemerintahan dijalankan orang-orang yang memiliki SDM bagus itu, bukan dari hasil KKN.

Sementara itu, kehilangan SDM ini juga terjadi lima tahun yang lalu, ketika mantan bupati Kuansing Drs. H. Asrul Ja’afar kalah melawan Sukarmis, banyak pejabat yang eksodus dari Kuansing.

Dengan adanya kejadian serupa saat ini akan mengancam Kuantan Singingi kehilangan SDM berkualitas, sehingga Kuansing akan kembali seperti kabupaten baru yang kesulitan mendapatkan SDM berkualitas, padahal usianya telah mencapai 12 tahun. (noprio sandi)

Kesbang Polinmas Diminta Cari Upaya Penuntasan Konflik Pemilukada

Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbang Polinmas) diminta mencari upaya menuntaskan konflik pemilihan umum kepala daerah. Pasalnya, masyarakat saat ini masih terkotak-kotak

Permintaan itu disampaikan Dian Pranata Putra dari Astari, Kamis (27/10) dalam acara seminar Pengamalan Pancasila dan Antisipasi Potensi Konflik Komunal dan Horizontal Sejak Dini, yang ditata Yayasan Gondang Baroguang di Hotel Pujangga.

Perlunya mencari upaya penyelesaian konflik pemilukada menurut Dian dikarenakan ditengah masyarakat saat ini masih tersisa permasalahan pemilukada, mereka masih terkesan ada nomor urut pemilukada dan masih kental terjadinya. “Kesbang Polinmas, cari upaya untuk menuntaskan ini,” pintanya.

Konflik ini tambahnya telah merusak tatanan kehidupan masyarakat, bahkan untuk urusan kenduri sampai kematian masih dikait-kaitkan dengan pemilihan umum kepada daerah.

Terkait hal tersebut, Sekretaris Kesbang Polinmas Drs. Yasriandi, MM yang kebetulan jadi nara sumber mengatakan kalau permasalahan pemilukada telah usai, terakhir dengan adanya keputusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Dalam pemilukada beberapa waktu lalu, tambah Yasriadi, penyelenggaranya Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), Panswas, sedangkan Kesbang Polinmas hanya bersifat tim koordinasi.

Meski demikian, permintaan masyarakat agar mencarikan upaya untuk menyelesaikan permasalahan ini, Yasriadi belum memberikan jawaban secara jelas, dan dia hanya berpesan kepada masyarakat jangan sampai terpecah belah akibat pemilukada ini, dan kembalikah seperti biasanya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. (noprio sandi)

Teks fhoto
Antisipas-Seminar Pengamalan Pancasila dan Antisipasi Potensi Konflik Komunal dan Horizontal Sejak Dini Kakmis (27/10) di Hotel Pujangga, salah satunnya membahas konflik pemilukada Kuansing, Kesbang Polinmas diminta mencari upaya penyelesaian konflik itu. (noprio sandi)

Kuantan Tengah Juara Umum MTQ

Kecamatan Kuantan Tengah menjadi juara umum pada MTQ X tingkat Kabupaten Kuantan Singingi. Jadi juara saat camat di jabat Efrizon Marzuki, AP, M.Si. Padahal juara umum sebelumnya Kecamatan Inuman, yang saat itu, camatnya juga Efrizon Marzuki.


Keberhasilan Kecamatan Kuantan Tengah disaksikan bersama masyarakat saat penutupan MTQ X oleh Asisten I Drs. Syoffaizal, M.Si, bahkan sang camat Efrizon diminta maju untuk menerima hadiah bergilir di lapangan Kampung Baru.

Atas keberhasilan Kecamatan Kuantan Tengah menarik perhatian masyarakat, karena saat ini Camat Kuantan Tengah dijabat Efrizon Marzuki, AP, M.Si. Salah seorang warga yang tertarik Iyus, dia berani mengatakan kalau keberhasilan Kuantan Tengah erat kaitannya dengan keberhasilan camat.

Karena menurut Iyus, ketika Efrizon Marzuki menjadi Camat Inuman, kecamatan itu juga menjadi juara umum, dan sebelumnya juga pernah juara umum untuk Kecamatan Gunung Toar, yang camatnya juga Efrizon.

Efrizon dinilainya berhasil dalam menggemleng qori dan qoriah di kecamatan dimana dia ditugaskan, sementara qori dan qoriahnya sendiri berasal dari Kecamatan Kuantan Tengah sendiri.

Orang tua salah seorang anak Damar Kusi Majasius bernama Samsius yang menjadi juara pertama untuk Kecamatan Kuantan sangat gembira dengan pretasi yang diraihnya, kedua orang tua anak ini melihat secara langsung anaknya mendapatkan hadiah.

Namun demikian, untuk juara umum II diraih tuan rumah Kecamatan Gunung Toar, juara umum III Kecamatan Pangean, juara umum IV dari Kecamatan Inuman dan juara umum V dari Kecamatan Cerenti.

Kemudian dari pada itu, tidak semua qori dan qoriah yang berhasil juara tersebut berasal dari kecamatannya, melainkan juga yang berasal dari kecamatan lain, dalam artian qori/qoriah rental.

Sedangkan Camat Kuantan Tengah Efrizon Marzuki sampai berita ini diturunkan belum bisa diminta keterangan terkait kiat agar bisa berhasil, karena ketika dihubungi, telponya tidak diangkat.(noprio sandi)

Teks fhoto

Serahkan piala-Asisten I Drs. Syoffaizal, M.Si menyerahkan piala kepada Camat Kuatan Tengah Efrizon Marzuki, AP, M.Si Kamis (27/10) di lapangan Gunung Toar, karena kecamatan ini keluar sebagai juara umum MTQ X tingkat Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2011. (noprio sandi)

Konflik Kumunal dan Horizontal Perlu Diantisipasi

Konflik komunal dan horizontal di Kabupaten Kuantan Singingi harus diantisipasi sejak dini. Pengantisipasian ini dengan pengamalan Pancasila dalam kehidupan masyarakat yang mulai heterogen.

Demikian kesimpulan acara seminar sehari Pengamalan Pancasilan dan Antisipasi Potensi Konflik Komunal dan Horontal Sejak Dini, Kamis (27/10) yang ditata Yayasan Gondang Baroguang di Hotel Pujangga Teluk Kuantan.

Seminar dengan tiga pemakalah, Willy Wirayudha, S.Ip dari Yayasan Bertuah Pekanbaru dengan topik “Pancasila di Era Globalisasi”, H. Mulkan M. Sarin, MA dari Forum Kerukunan Umat Beragama dengan topic “Sosialisasi Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri, Nomor 9 Tahun 2006/Nomor 8 Tahun 2006 dan Peraturan Bupati Kuantan Singingi Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pendirian Rumah Ibadah dan Pemanfaatan Bangunan Gedung Untuk Rumah Ibadat”.

Pemakalah ketiga Drs. Yasriadi, MM, Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi dengan topik “Antisipasi Potensi Konflik Komunal dan Horizontal Sejak Dini”.

Seminar berlangsung alot, ketika terjadi pembahasan tentang pendirian rumah ibadah, karena saat ini di Kabupaten Kuantan Singingi banyak rumah ibadah minoritas berdiri tanpa izin resmi dari pemerintah setempat, sementara ada gereja yang telah ada sejak tahun 1982 sebelum Peraturan Bersama Menteri ada.

Setidaknya, ada beberapa solusi ditawarkan peserta kepada pendeta yang hadir saat itu, agar cukup dirikan satu rumah ibadah besar di Kuansing, tapi jangan berdiri rumah ibadah lainnya sebelum ada izin resmi

Dan ada yang mengusulkan sebelum kaum minoritas mendirikan rumah ibadah/gereja sebaiknya melakukan pendekatan secara adat kepada masyarakat tempatan terlebih dahulu, sehingga berkemungkinan bisa dengan mudah untuk mendapakan tanda tangan atau keihlasan masyarakat tempatan.

Ketua panitia penyelenggara Noprio Sandi, ST mengatakan seminar kali ini mengundang organisasi kemasyarakatan, berbagai suku bangsa, tokoh pemuda, tokoh adat, masyarakat rawan konflik serta LSM.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan potensi konflik komunal dan horizontal bisa diantisipasi sejak dini. (noprio sandi)

Teks fhoto

Seminar-Ketua Panitia Pelaksana Pengalaman Pancasila dan Antisipasi Potensi Konflik Komunal dan Horizontal Sejak Dini Noprio Sandi, ST mewakili Yayasan Gondang Baroguang menyampaikan laporan pelaksanaan seminar sekaligus membuka secara resmi acara tersebut. (noprio sandi)

PETI Makin Mengganas, Diskan Bangun 88 Petak kolam

Teluk Kuantan, Kondisi air sungai Kuantan dan ratusan anak sungai di Kuantan Singingi benar-benar sudah sangat mengkhawatirkan. Maraknya aktifitas PETI yang terdapat hampir diseluruh sungai dan anak sungai yang ada di Kuantan Singingi membuat kondisi air kian parah.

Keluhan masyarakat terhadap kondisi air yang sudah berubah warna seperti kopi susu dan kotor itu seakan tak digubris Pemkab. Aksi penertiban yang dilakukan pihak Polres sebelumnya seakan tak mengubah situasi.

Bahkan aktifitas PETI kian hari cendrung makin berani. Ketegasan Pemkab untuk menghentikan aktifitas berbahaya tersebut yang sudah lama dinantikan masyarakat tak jua kunjung terwujud. Pembiaran yang dilakukan pemerintah seakan memberi peluang kepada masyarakat untuk dapat memanfaatkan SDA itu dengan terbuka. Sehingga kebanyakan masyarakat sudah mulai muak dan lebih memilih menjadi pemain ketimbang menonton.

Dampaknya, hampir tidak ada lagi pemuda yang bermukim disepanjang bantaran sungai Kuantan dan anak-anak sungai lainnya menganggur. Bila dilihat dilapangan, aktifitas PETI sudah menjadi-jadi seperti tak terkontrol. Akibatnya, hampir tak satupun sungai di wilayah kabupaten Kuantan Singingi yang tersisa dari aktifitas PETI. Raungan mesin dompeng sudah tak lagi asing ditelinga masyarakat.

Secara langsung dampaknya juga berpengaruh buruk terhadap program dinas Perikanan kabupaten Kuantan Singingi. Geliat program di Balai Benih Ikan (BBI) Tesso di desa Marsawa milik dinas Pemerintah itu makin terseok, karena pasokan air bendungan Teso yang bersumber dari sungai Teso, sungai Jake, dan sungai Tingkalak juga tak luput dari ganasnya raung ratusan mesin dompeng PETI. Balai yang sudah mampu membina ratusan Kelompok Petani Ikan (Poktan) sejak beberapa tahun belakangan itu dan produksinya cukup bergairah, juga mulai tertatih-tatih.

Proses pembenihan bibit ikan jelas Kadis Perikanan Kuantan Singingi Ir Nasri kemaren siang (27/10), yang biasanya singkat, kini telah menelan waktu yang panjang. Kondisi air yang sangat keruh, membuat proses pembesaran ikan juga mengalami terkendala. Mantan Sekwan dan mantan Kadis Peternakan itu mengaku sangat khawatir dengan kondisi air di bendungan Teso. Untuk mengantisipasi kendala tersebut, Kadis mengaku merencanakan akan membuat sumur bor yang airnya akan diperuntukkan bagi proses pemijahan dan larva serta untuk pembesaran bibit.

Kendati sudah hampir seluruh sungai mengalami hal serupa, Kadis tetap optimis dengan program pengembangan Poktan yang sangat antusias disambut masyarakat. Untuk pengembangan program tahun ini tegas Kadis, Diskan memprogramkan pembangunan 88 Unit/petak kolam ikan yang tersebar di Kuansing. Diantaranya di kecamatan Kuantan Tengah, kecamatan Benai Kuantan Hilir dan Kuantan Mudik. Salah satunya di desa Seberang Teluk Kuantan, sebanyak 35 petak kolam ikan sudah memasuki tahap finishing.(ependri)

Banyak Interupsi, Paripurna Tertunda, Bupati "WO"

Teluk Kuantan,- Diduga terjadi miskomunikasi, Rapat Paripurna Dewan Rabu pagi (26/10) yang mengagendakan pengesahan APBD-P, batal. digelar. Rapat yang sudah dihadiri Bupati dan segenap anggota Muspida, sejumlah pejabat teras akhirnya terpaksa berhenti setelah Bupati H Sukarmis meminta Walk Out (WO) kepada Ketua DPRD yang baru saja membuka sidang paripurna. Bupati Sukarmis juga meminta seluruh pejabat dari SKPD untuk meninggalkan ruang paripurna.

Kericuhan bermula dari interupsi yang disampaikan anggota Badan Musyawarah (banmus) Tukemi. Tukemi yang langsung menghidupkan mikropon dihadapannya dan menyampaikan interupsi saat Sekwan baru menyampaikan pengantar itu, langsung menanyakan keabsahan Paripurna yang digelar tak sesuai jadwal. Menurutnya Paripurna diundur tanpa sepengetahuan anggota Banmus.

Padahal jadwal Paripurna dengan agenda penyampaian pendapat akhir fraksi yang sudah ditetapkan oleh Banmus dan sudah ditandatangani oleh Ketua DPRD mestinya kemaren Selasa (25/10).

Belum usai Ketua DPRD Muslim S.Sos menjawab, interupsi kembali mucul dari Aherson dan berturut-turut disambung Andi Nurbai, Konferensi dan Rustam Effendi,S.Sos yang meminta agar rapat ini dilanjutkan dengan rapat internal dan menyelesaikan sesuai Tatib. Pada waktu bersamaan, Bupati dan rombongan langsung mohon diri (WO) dan diikuti seluruh SKPD dan undangan.

Hingga saat ini, Sekwan Firdaus Bahar,SPd belum berhasil dihubungi untuk mengkonfirmasi kapan paripurna dewan tentang pengesahan APBD-P di gelar.(ependri)

Ormas Penunjang Pembangunan

Organisasi kemasyarakatan yang dibentuk oleh anggota masyarakat secara suka rela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah NKRI yang berdasarkan Pancasila.

Demikian penjelasan Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Drs. Yasriadi, MM dalam seminar yang diselenggarakan instansi tersebut, Rabu (26/10) di Gedung Narosa Teluk Kuantan.

Peran organisasi kemasyarakatan (ormas) tersebut katanya tidak terlepas dari adanya ormas yang baik, dengan cirri memenuhi segala administrasi, tidak ada konflik kepengurusan, mengkhususkan diri pada bidang-bidang peminatan tertentu, melaksanakan kegiatan/program sesuai dengan peraturan perundang-undangan, mandiri dalam pendanaan dan kalau melakukan kerjasama bersifat transparan.

Ormas teryata juga bisa dibekukan kepengurusannya, bila melakukan kegiatan mengganggu keamanan dan ketertiban umum, menerima bantuan dari pihak asing tanpa persetujuan pemerintah, memberi bantuan kepada pihak asing yang merugikan kepentingan bangsa dan negara.

Namun bila bila kepengurusan dibekukan dan masih tetap melakukan pelanggaran, maka Ormas kata Yusriadi bisa dibubarkan, atau pembubaran juga bisa dilakukan bila menganut, mengembangkan, dan menyebarkan paham atau ajaran-ajaran lain yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam segala bentuk dan perwujudan.

Yasriadi juga menyampaikan, jika ada masyarakat yang ingin mendaftarkan ormasnya, dengan syarat akte notaries, AD/ART, susunan kepengurusan, program kerja, photo copy KTP pengurus, pas photo pengurus (ketua, sekretaris, bendahara). (noprio sandi)

Dua Alat e-KTP Hulu Kuantan Rusak

Dua buah alat e-KTP di Kecamatan Hulu Kuantan rusak. Akibatnya pembuatan e-KTP di daerah tersebut belum bisa diterapkan. Kalau masyarakat butuh KTP, masih menerapkan KTP nasional.

Demikian dikatakan Camat Hulu Kuantan, Senin (24/10) ketika dijumpai di acara MTQ X tingkat Kabupaten Kuantan Singingi di Gunung Toar. “Dua alat rusak, itu alat untuk tanda tangan,” katanya.

Akibat kerusakan itu, masyarakat Hulu Kuantan katanya harus rela tertunda dalam pembuatan e-KTP. Penundaan itu belum diketahui batas waktunya, karena masih menunggu pihak yang bertanggung jawab dalam perbaikan alat tersebut datang.

Kerusakan itu katanya telah dilaporkan kepada pihak kabupaten, dan pihak kabupaten telah melaporkan keadaan itu kepada pihak yang semestinya, namun sampai saat ini belum datang teknisi yang memperbaikinya.

Sehingga sampai sekarang belum diketahui secara pasti kapan alat e-KTP yang rusak itu akan diperbaiki, dan untuk pembuatan KTP masyarakat sementara memanfaatkan fasilitas di kecamatan sebelahnya, dan jika sedang sibuk, dilarikan ke kabupaten, itupun hanya KTP nasional. (noprio sandi)

Dermaga Batang Koban Rusak

Fasilitas dermaga objek wisata Batang Koban di Kecamatan Hulu Kuantan rusak. Kerusakan itu diakibatkan oleh hantaman air, namun tidak menganggung kunjungan wisatawan, karena ada jalan alternative.

Kerusakan itu diungkapkan Camat Hulu Kuantan Ahyan Armofis, S.Sos, Senin (24/10) disela-sela acara pembukaan MTQ X di Gunung Toar. Kerusakan itu katanya baru saja terjadi.

Diketahuinya kerusakan itu menurut Ahyan, setelah mendapat laporan dari masyarakat, sementara pihak belum mengecek langsung ke lapangan. “Nanti akan kita cek langsung ke lapangan.” tegas Ahyan.

Dari laporan itu, diketahui kalau salah satu dermaga rusak dihantam air termasuk beberapa bagian dermaga telah hanyut. “Kerusakan itu akibat hantaman air,” tambahnya.

Setelah nanti mengecek langsung ke lapangan, pihaknya tambah Ahyan akan melaporakan kondisi itu ke tingkat kabupaten, dengan harapan nantinya akan ada perbaikan.

Akibat kerusakan itu tidak menganggung wisatawan yang datang, karena masih ada jalan alternatif dimanfaatkan pengunjung dan sopir boad yang mengantarkan wisatawan. ‘Tidak menganggung jalannya wisatawan,” tambahnya.

Sementara kunjungan wisata untuk wilayah ini tambahnya setiap hari libur mencapai 100 orang dan telah diterapkan system tiket terhadap pengunjung yang datang bekerja sama dengan pengelola boad.

Dari tiket yang dipunggut, disana ada bagian untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kuantan Singingi dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi. “Untuk PAD itu,” tambahnya. (noprio sandi)

Sukarmis Buka MTQ Kuansing X

Bupati Kuantan Singingi H Sukarmis membuka secara resmi Musabaqah Tilawatil  Qur’an X tingkat kabupaten di Gunung Toar. Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong dan pelantikan dewan hakim.

Untuk pelantikan dewan hakim, Senin (24/10), Sukarmis melantik langsung, dewan hakim yang dilantik mengenakan pakaian muslim serba putih, termasuk Sukarmis, pelantikan berlangsung singkat.

Kemudian Sukarmis memukul gong tanda dimulainya MTQ, untuk pemukulan gong, Sukarmis didampingi Ketua DPRD Muslim, S.Sos, Wakil Bupati Drs. H. Zulkifli, M.Si, Kepala Kementrian Agama Drs. Syafruddin, Camat Gunung Toar Drs Samsir Alam, Kapolres AKBP Ristiawan Bulkaini, SH, Pabung Kodim 0302 Inhu May Inf. Rio Purwanto.

Pada kesempatan tersebut, Sukarmis mengatakan perlu tekad kuat dan bersama-sama dalam menggalakkan membaca Al Qur’an karena akan menjadi modal dasar pembangunan. Termasuk ahlaq dan moral berpedoman kepada Al Qur’an, beriman, bertaqwa, menjunjung tinggi supremasi hokum dan agar mempererat tali silaturahmi.

Ditempat yang sama Kepala Kementrian Agama Kuansing Drs. Syafruddin mengatakan, pemenang MTQ kali ini akan dibawa bertanding ke MTQ tingkat Provinsi Riau di Inhu, dengan target 3 besar.

Sejumlah cabang diperlombakan dalam MTQ X tingkat Kabupaten Kuantan Singingi kali ini, namun masih ada cabang yang tidak diperlombakan karena tidak semua kecamatan bisa mengutus peserta.

Syafruddin dalam kesempatan tersebut menyarankan agar dimasa yang akan datang perlu menambah anggaran untuk pembinaan qori dan jangan besar biaya seremonial dari pada pembinaan qori.

Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana Drs. Syamsir Alam menyatakan untuk pembiayaan MTQ X Rp 450 juta dan baru terkumpul dana lebih dari Rp 300 juta. (noprio sandi)

Teks fhoto
Gong-Bupati Kuantan Singingi H Sukarmis memukul gong tanda dimulainya MTQ X tingkat kabupaten, Senin (24/10) di Gunung Toar. (noprio sandi)