Teluk Kuantan, Kondisi air sungai Kuantan dan ratusan anak sungai di Kuantan Singingi benar-benar sudah sangat mengkhawatirkan. Maraknya aktifitas PETI yang terdapat hampir diseluruh sungai dan anak sungai yang ada di Kuantan Singingi membuat kondisi air kian parah.
Keluhan masyarakat terhadap kondisi air yang sudah berubah warna seperti kopi susu dan kotor itu seakan tak digubris Pemkab. Aksi penertiban yang dilakukan pihak Polres sebelumnya seakan tak mengubah situasi.
Bahkan aktifitas PETI kian hari cendrung makin berani. Ketegasan Pemkab untuk menghentikan aktifitas berbahaya tersebut yang sudah lama dinantikan masyarakat tak jua kunjung terwujud. Pembiaran yang dilakukan pemerintah seakan memberi peluang kepada masyarakat untuk dapat memanfaatkan SDA itu dengan terbuka. Sehingga kebanyakan masyarakat sudah mulai muak dan lebih memilih menjadi pemain ketimbang menonton.
Dampaknya, hampir tidak ada lagi pemuda yang bermukim disepanjang bantaran sungai Kuantan dan anak-anak sungai lainnya menganggur. Bila dilihat dilapangan, aktifitas PETI sudah menjadi-jadi seperti tak terkontrol. Akibatnya, hampir tak satupun sungai di wilayah kabupaten Kuantan Singingi yang tersisa dari aktifitas PETI. Raungan mesin dompeng sudah tak lagi asing ditelinga masyarakat.
Secara langsung dampaknya juga berpengaruh buruk terhadap program dinas Perikanan kabupaten Kuantan Singingi. Geliat program di Balai Benih Ikan (BBI) Tesso di desa Marsawa milik dinas Pemerintah itu makin terseok, karena pasokan air bendungan Teso yang bersumber dari sungai Teso, sungai Jake, dan sungai Tingkalak juga tak luput dari ganasnya raung ratusan mesin dompeng PETI. Balai yang sudah mampu membina ratusan Kelompok Petani Ikan (Poktan) sejak beberapa tahun belakangan itu dan produksinya cukup bergairah, juga mulai tertatih-tatih.
Proses pembenihan bibit ikan jelas Kadis Perikanan Kuantan Singingi Ir Nasri kemaren siang (27/10), yang biasanya singkat, kini telah menelan waktu yang panjang. Kondisi air yang sangat keruh, membuat proses pembesaran ikan juga mengalami terkendala. Mantan Sekwan dan mantan Kadis Peternakan itu mengaku sangat khawatir dengan kondisi air di bendungan Teso. Untuk mengantisipasi kendala tersebut, Kadis mengaku merencanakan akan membuat sumur bor yang airnya akan diperuntukkan bagi proses pemijahan dan larva serta untuk pembesaran bibit.
Kendati sudah hampir seluruh sungai mengalami hal serupa, Kadis tetap optimis dengan program pengembangan Poktan yang sangat antusias disambut masyarakat. Untuk pengembangan program tahun ini tegas Kadis, Diskan memprogramkan pembangunan 88 Unit/petak kolam ikan yang tersebar di Kuansing. Diantaranya di kecamatan Kuantan Tengah, kecamatan Benai Kuantan Hilir dan Kuantan Mudik. Salah satunya di desa Seberang Teluk Kuantan, sebanyak 35 petak kolam ikan sudah memasuki tahap finishing.(ependri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar