Rabu, 12 Oktober 2011

Sukarmis Lepas Kontingen Porda Kuansing

Bupati Kuantan Singingi H. Sukarmis melepas kontingen Porda VII Kuansing ke Tembilahan. Pelepasan itu, Sukarmis agak memberikan perhatian kepada cabang olahraga tennis. Sementara untuk cabang karate sudah masuk final.

Pelepasan Rabu (12/10) di lapangan Limuno Teluk Kuantan disamakan dengan upacara HUT Kuansing ke 12, yang diawali dengan penyerahan petaka kontingen kepada ketua kontingen Marwan S.Pd, MM.

Sebelumnya dalam amanat upacara, Sukarmis mengatakan cabang olahraga yang ikut dipertandingkan atletik, bola basket, bola volli, catur, karate, kempo, pencak silat, sepakbola, sepak takraw, taekwondo, tennis lapangan, tennis meja dan bulu tangkis yang dilaksanakan 15 sampai 23 Oktober 2011.

Kepada kontingen Kuansing, Sukarmis menyarankan agar menjaga stamina, harus memiliki rasa percaya diri, tampil prima dengan prestasi yang dibanggakan. Kalah hal yang biasa dalam pertandingan, dan menjaga nama baik Kuansing.

Sementara itu Ketua Kontingen Kuansing Marwan, S.Pd, MM menargetkan Kuansing dalam Porda VII Tembilahan memperoleh 6 emas, sejumlah perak dan perunggu. (noprio sandi)



Bupati Kuansing H Sukarmis memberikan petaka kontigen Kuansing kepada ketua kontingan dalam pelepasan kontingen Kuansing di Lapangan Limuno Teluk Kuantan, Rabu (12/10). (noprio sandi)

Terapi Ion Belum Melapor Ke Dinas Kesehatan

Maraknya pengobatan alternative terapi ion ditengah masyarakat Kuantan Singingi ternyata tidak diiringi dengan keseriusan pengelola terapi ini dalam memperoleh legalitas. Pasalnya sampai saat ini pihak Dinas Kesehatan Kabupten Kuantan Singingi belum menerima laporan dari pengelola itu.

Belum melapornya kepada Dinas Kesehatan ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan dr. Djasmuddin Djalal, M.Kes Selasa (11/10). Bahkan ketika dikonfirmasi, Djasmuddin masih merasa asing mendengar kata-kata “terapi ion”. “Belum ada melapor ke dinas itu,” kata Djasmudin.

Yang jelas, pihaknya menurut Djasmudin akan mempelajari pengobatan alternative yang telah menjadi alternative bagi masyarakat dalam berobat itu.

Hal senada juga dikatakan Kabid Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Kesehatan Kuansing Asri Taufik, dimana pihaknya juga belum mengetahui secara pasti model pengobatan alternative yang lagi digandrungi masyarakat itu. “Nanti kami cari informasi,” katanya.

Terkait ion listrik yang digunakan, selagi tidak merusak dipandang Asri bisa dilakukan, karena sudah menjadi kemauan dari masyarakat itu sendiri. Dalam mencari informasi nantinya, pihaknya akan melibatkan kepala puskesmas

Sementara itu, Iyam, salah seorang pasien pengobatan alternative terapi ion mengaku berulang-ulang melakukan pengobatan dan mengunjungi tempat terapi karena merasa racun-racun yang ada dalam tubuh keluar.

Masyarakat yang memanfaatkan terapi ion menurut Iyam sangat ramai, bahkan untuk bisa berobat sampai antri. “Kemarin ramai yang berobat, sampai antri,” kata Iyam yakin karena badannya merasa agak enak setelah diterapi. (noprio sandi)

Pemotongan Kesra Menyalahi Ketentuan Keuangan

Pemotongan Kesra yang dilakukan Pemkab Kuantan Singingi melalui peraturan bupati menyalahi ketentuan keuangan. Kesalahan itu dikarenakan jika mau dirubah harus direvisi terlebih dahulu, belum direvisi ternyata sudah diberlakukan.

Kesalahan itu diungkapkan mantan Kepala Bappeda Kuansing Ir. H. Helfian Hamid, M.Si Senin (10/10) ketika hearing dengan DPRD. Besaran kesra telah tertera dalam DIPA. “Kalau mau dirobah, harus direvisi,” kata Helfian.

Besaran kesra pada awalnya telah ditandatangani oleh Bupati Kuantan Singingi H Sukarmis pada tanggal 4 Mei 2011 sebelum pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah. Namun belum direvisi tetapi telah diberlakukan. “Menurut kami, sangat menyalahi ketentuan keuangan,” tegas Helfian.

Yang anehnya lagi menurut Helfian, sebelum kejadian pemotongan kesra, ada satker, Inspektorat Kuansing telah menerima dana kesranya penuh, diperkirakannya sudah dikembalikan lagi, namun SPJnya seperti apa, dia juga kurang mengerti.

Jangankan untuk memperlakukannya, untuk merevisi saja tambahnya harus ada ketok palu APBD perubahan terlebih dahulu. “Kalau ini akan direvisi, kalau ini akan dilakukan rasionalisasi, APBD perubahan, ketok palu,” terangya.

Ditempat yang sama, anggota DPRD Kuansing Muhammad Gunarto juga menyorot pemotongan kesra ini, dimana dana kesra yang sudah ditetapkan dalam peraturan daerah dipotong dengan peraturan bupati, sehingga disarankan DPRD perlu mengadakan rapat interen menyikapi permasalahan tersebut. (noprio sandi)

Mobil Kepala Badan Kesbang Polinmas Dipermasalahkan

Mobil kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbang Polinmas) BM 18 K dipermasalahkan karena masih dipakai Drs. Edyson Aman. Pasalnya yang bersangkutan telah memasuki masa pensiun (purna bakti, red).

Permasalahan itu mengemuka saat dengar pendapat dengan DPRD Kuansing Senin (10/10) antara pegawai non job dengan Pemkab Kuansing, dimana perwakilan pegawai non job Ir. H. Helfian Hamid, M.Si sempat dipaksa untuk mengembalikan mobil sewaktu menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), sementara Edyson Aman yang telah pensiun masih diperbolehkan memakai mobil BM 18 K.

Terkait hal tersebut, Sekretaris Daerah Drs. Muharman, M.Pd menegaskan kalau Edyson Aman telah pensiun terhitung sejak 1 Oktober 2011, dimana sebelumnya yang bersangkutan memang sempat bersikukuh kalau dirinya masih akan diperpanjang masa pensiunnya selama 6 bulan, namun tidak demikian.

Entah bertahan dengan peraturan yang mana, Muharman juga tidak mengetahui secara pasti sehingga yang bersangkutan sampai saat ini masih belum mau menyerahkan mobil dinas yang ada padanya.

Oleh sebab itu, pihaknya tambah Muharman akan mengambil tindakan tegas terhadap kepala dinas yang telah pensiun agar segera mengembalikan mobil dinas tersebut, karena saat ini akan ditunjuk Plt Kepala Kesbang Polinmas Frederik, SE (Asisten III, red). (noprio sandi)

Dishub Kominfo Survay lalu Lintas

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishub Kominfo) Kabupaten Kuantan Singingi menggelar survey lalu lintas. Survey ini salah satunya memberikan pengetahuan kepada pegawai dilingkungan Dishub Kominfo tentang lalu lintas. Tapi saat ini, sejumlah ruas jalan masih terlihat macet pada jam-jam tertentu.

Adanya survey lalu lintas tersebut dibenarkan Kepala Dishub Kominfo Hernalis, S.Sos di rumah kenduri salah satu warga Kelurahan Sungai Jering Teluk Kuantan belum lama ini. “Benar, ada survey lalu lintas,” kata Hernalis.

Pelaksanaan survey lalu lintas ini tambah Hernalis berkaitan dengan masih adanya pegawai dilingkungan Dishub Kominfo yang belum memahami secara jelas tentang lalu lintas.

Maka, disamping untuk melakukan survey dilapangan, juga menjadi ajang magang menimba ilmu bagi sejumlah pegawai dilingkungannya, terutama tentang arah arus lintas, ruas jalan sampai kepada pengetahuan tikungan jalan.

Kemudian dari pada itu, meski Dishub Kominfo telah melakukan survey lalu lintas, sejumlah ruas jalan pada waktu-waktu tertentu masih terlihat macet dan belum ada solusi sampai saat ini.

Kondisi ini selalu terjadi di SD Negeri 002 Teluk Kuantan di ruas jalan Ahmad Yani ketika jam masuk sekolah dan jam pulang sekolah, akibatkan antrian panjang selalu terjadi.

Kemacetan ini dikarenakan, pada saat bersamaan secara serentak murid sekolah masuk atau pulang, dan orang tua murid datang mengantar dan menjemput, mereka parkir di ruas kiri dan kanan jalan, sehingga badan jalan menjadi sempit.

Kemacetan ini selalu terjadi mencapai waktu 15 sampai 30 menit, antrian panjang bahkan bisa mencapai 400 meter. (noprio sandi)


Ruas Jalan Ahmad Yani Teluk Kuantan persis di depan SD Negeri 002 Teluk Kuantan selalu macet ketika jam masuk dan keluar sekolah, kondisi ini telah berlarut-larut. (noprio sandi)