Kamis, 03 November 2011

Perlu Aksi Nyata Perangi DBD

Maraknya kasus demam berdarah di Kabupaten Kuantan Singingi dianggap perlu aksi nyata pemerintah. Agar permasalahan tersebut tidak meluas dan masyarakat bisa terselamatkan dari ancaman penyakit berbahaya tersebut.

Perlu aksi nyata tersebut diharapkan Ketua LSM Peduli Kuansing Ilyas R. Sutan, Kamis (3/11). “Sekarang ini perlu aksi nyata, tak cukup hanya menyatakan perang terhadap DBD,” harap Ilyas.

Aksi nyata dimaksud Ilyas berupa tindakan fogging di kawasan yang benar-benar terjangkit penyakit demam berdarah tersebut, untuk membunuh nyamuk dewasa penyebar demam berdarah. “Fogging pada kawasan yang benar-benar sudah terjangkit,” katanya.

Sedangkan untuk membunuh anak nyamuknya, perlu dilakukan gotong royong secara bersama, cukup camat mengintruksikan kepada kepala desa masing-masing guna mengerahkan masyarakat, terutama pada daerah-daerah yang telah terjangkit.

Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan dr. Djasmudin Djalal, M.Kes mengaku pihaknya telah melakukan aksi nyata di Koto Sentajo, Koto Taluk, Pondok Pesantren K.H. Ahmad Dahlan dan kedepan di Perumnas.

Sementara adanya informasi seorang anak meninggal karena DBD di Teluk Kuantan, Djasmudin mengaku belum mendapatkan laporan. “Kita belum bisa memastikan karena DBD atau penyakit lain,” katanya.

Langkah nyata yang dilakukan untuk memerangi DBD ini diantaranya dengan penyemprotan atau fogging, penyebaran bubuk ABT (abatisasi) membunuh jentik nyamuk. (noprio sandi)

Teks fhoto

Gotong royong-Seorang anak terlihat membantu orang tuanya dalam membersihkan pekarangan di Kota Teluk Kuantan beberapa waktu lalu. (f-Noprio sandi)

Jalan Imam Munanar Sering Terendam

Jalan Imam Munandar Teluk Kuantan sering tergenang air jika hujan. Jalan ini merupakan salah satu ruas jalan pusat perekonomian di Kuansing. Sejumlah bank berada di ruas jalan ini.

Berdasarkan pantauan, apabila hujan turun di Teluk Kuantan sebentar saja, ruas jalan Imam Munandar tepatnya di depan KCP BRI Teluk Kuantan terendam hingga setinggi lutut.

Banyak pengendara sepeda motor maupun mobil yang terpaksa harus berputar guna mengindari rendaman air di ruas jalan ini karena takut sepeda motor dan mobil mereka kemasukan air, karena airnya cukup dalam.

Kondisi telah berlangsung lama sehingga mulai mengganggu aktivitas masyarakat, karena dikawasan ini menjadi salah satu pusat perekonomian di Kuansing, dimana sejumlah bank ada di ruas jalan ini, Bank BRI, Bank Mandiri, Bank Riau (kantor baru, red), Panin Bank, Bank OCBC serta sejumlah perbankan lainnya.

Terkait kondisi tersebut, Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Ir. Nopirman belum berhasil dimintai keterangan, ketika dihubungi melalui selulernya, dia mengaku lagi ada meeting. (noprio sandi)

Pegawai Non Job Belum Terima Kesra

Sudah jatuh ditimpa tangga pula, demikian perumpamaan yang dialami sejumlah pegawai non job dilingkungan Pemkab Kuansing. Pasalnya hingga saat ini setelah mereka di non jobkan, mereka belum menerima kesra sama sekali, padahal pegawai yang tidak non job telah menerimanya.

Salah seorang pegawai yang enggan disebutkan namanya mengatakan ketika Idul Fitri lalu, sejumlah pegawai dilingkungan Pemkab Kuansing telah menerima kesra 3 bulan bulan, sementara pegawai non job belum menerima.

Ternyata tidak menerimanya kesra tersebut menjadi berlarut-larut hingga bulan November 2011 dan tahun anggaran akan segera berakhir. Mereka takut jangan-jangan tidak menerima kesra nantinya.

Ternyata setelah pegawai ini menelusuri dimana menyangkutnya dana kesra ini, pengusulan dari tempat tugas mereka yang baru telah diajukan dan ternyata belum juga ada realisasinya.

Plt Sekda Marduyut, SE ketika dihubungi  belum bisa memberikan jawaban, karena saat dihubungi sedang rapat. “Kami rapat,” katanya singkat. (noprio sandi)