Senin, 06 Juni 2011

Merantau !, Pemuda Kuansing Harus Pandai Silat

Keikhlasan Guru Silat, Penentu Berkembangnya Silat Tradisional

Oleh
Ependri
(Ketua Persatuan Wartawan (Pewarta) Kuantan Singingi)

Pangean,- Sudah bukan rahasia lagi kalau beragam silat tradisional yang ada di Kuantan Singingi cendrung makin tak bergairah dan semakin kurang diminati oleh anak-anak. Padahal silat tradisional asal Kuantan Singingi cukup dikenal dan menjadi simbol keperkasaan warga Kuansing diperantauan bahkan hingga ke Malaysia.

Menurunnya minat anak-anak dan remaja di Kuantan Singingi dalam menekuni silat tradisional disinyalir akibat kurang ikhlasnya para tuan guru silat dan para pendekar laman menurunkan ilmu silatnya kepada generasi muda. Kondisi yang sudah bertahun-tahun ini diperkirakan menjadi penyebab utama tidak berkembangnya silat tradisional di Kuantan Singingi yang berakibat tak lagi berminatnya anak-anak dan remaja di Kuantan Singingi untuk menekuni silat tradisional. Beragam Silat tradisonal di Kuantan Singingi sebelumnya sudah menjadi simbol bagi warga Kuantan Singingi sebagai pemuda perkasa dan tangguh. Apalagi, kewajiban bagi seorang anak Kuantan Singingi untuk pandai bersilat yang diterapkan orang-orang tua dahulu menjadi syarat mutlak seorang pemuda baru bisa dilepas untuk pergi merantau. Artinya, apabila seorang pemuda mau pergi merantau, maka ia terlebih dahulu harus pandai beladiri pencak silat.

Kondisi itulah menyebabkan warga Kuantan Singingi sangat terkenal diperantauan. Selain sering membuktikan ketangguhannya karena pandai dan mahir dalam beladiri pencak silat, orang Kuansing juga sering menjadi juru runding untuk menyelesaikan sengketa antar warga di perantauan.

Jika ada perkelahian antar warga di perantauan seperti di Tembilahan dan dibeberapa daerah pulau-pulau di Indragiri Hilir, Tanjung Pinang, Terempak, Midai, Dabo Singkep dan Natuna, maka orang asal Kuantan Singingi cukup disegani karena terkenal tangkas dan mahir dalam beladiri pencak silat. Bahkan hingga ke negeri jiran Malaysia, perantau asal Kuantan Singingi cukup berpengaruh.

Hal itu pulalah yang dikatakan Sekda Drs H Zulkifli,MSi Senin siang di desa Pembatang Pangean saat menghadiri acara ziarah mufakat silat Pangean di laman silat Pendekar Malin yang bergelar Datuk Beromban Besi. Menurutnya, Pencak Silat seperti Silat

Pangean akan sulit berkembang bila para tuan guru, para pemangku dan para pendekar laman berat hati menurunkanlah ilmu silat dengan ikhlas kepada anak-anak dan pemuda kampung. Dengan sendirinya, ilmu silat secara tradisional hanya dimiliki oleh orang-orang tua dan tak pernah berkembang karena tak diajarkan kepada generasi muda. Padahal regenerasi sangat diperlukan untuk mempertahankan dan melestarikan silat Pangean yang sudah menjadi simbol masyatakat. Secara tidak langsung, keikhlasan seorang guru silat dalam menurunkan ilmu silatnya, sangat menentukan berkembang tidaknya suatu pencak silat. Apalagi silat tradisional berkembang secara turun temurun seperti halnya silat Pangean.

Silat Pangean sudah terbukti membuat suatu generasi menjadi tangguh. Silat Pangean juga sudah terkenal hingga ke manca negara. Untuk itu tak ada alasan untuk tidak mengembangkannya. Selain menjadi tanggungjawab, sudah merupakan kewajiban para tuan guru dan para pendekar laman untuk menurunkan ilmu silatnya kepada generasi muda, agar silat Pangean tak hilang begitu saja. Bahkan agar perguruan dan organisasi silat Pangean dapat menjadi simbol negeri dan berkembang, penataan organisasi dengan manjemen yang ditata, sudah harus dimulai, pungkas Sekda berharap.

Acara yang dipusatkan di laman silat Pendekar Malin tersebut juga dihadiri para Asisten, sejumlah Kadis, Kepala Badan dan kantor, Ketua Harian Pengurus kabupaten Ikatan Pencak Silat Indonesia kabupaten Kuantan Singingi Marwan, SPd,MM, camat Pangean Asmari,S.Sos, tokoh-tokoh silat Pangean dari Sumatra Barat dan Jambi, ratusan anak silat asal Pangean serta ratusan pengunjung yang berjubel menyaksikan para pendekar melakoni silat Pangean dan bertarung secara bergantian. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar