TELUKKUANTAN-Setelah dikabarkan akan melaksanakan aksi damai di sekitar lapangan Limuno Teluk Kuantan Senin (6/6/2011) pukul 11.00 WIB, sekelompok massa tidak melakukan aksi itu, sempat tertunda hingga pukul 14.00 WIB. Padahal aparat keamanan telah berjaga-jaga disekitar lokasi, sampai ke beberapa ruas jalan pasar di Teluk Kuantan.
Berdasarkan pantauan sentralkuansing hingga pukul 13.30 WIB, aksi damai tersebut belum juga ada, tapi aparat keamanan masih berjaga-jaga disekitar lokasi, mereka seakan siaga untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi.
Dari aparat kemanan yang berjaga-jaga tersebut, tidak sama dengan kondisi ketika penghitungan suara hasil pemilukada Kabupaten Kuantan Singingi di kantor KPU pada (11/4/2011) lalu, dimana saat itu dua water canon disiagakan, ratusan bahkan sampai seribu Brimob dari Pekanbaru, Sumatera Barat disiagakan.
Namun rencana aksi damai kali ini (6/6/2011, red) yang terlihat hanya aparat keamanan dari jajaran Polres Kuansing saja, adanya Brimob tapi tak berkeliaran lagi, tidak ada water canon, bahkan pendemo atau pimpinan yang akan menggelar aksi damai itu juga tak terlihat.
Musadek, tokoh Kuansing Jakarta yang sebut-sebut sebagai coordinator aksi damai ketika dihubungi melalui selulernya pukul 13.41 WIB mengatakan kalau rencana aksi damai tersebut tidak batal, melainkan masih menunggu, karena yang akan melakukan aksi damai tersebut berasal dari kawasan yang cukup jauh, sehingga banyak diantara mereka yang sedang makan diberbagai kedai nasi terlebih dahulu.
Agenda aksi menurut Musadek bertema perubahan, mulai dari birokrasi terutama menyangkut guru, dimana banyak kepala sekolah yang dipindahkan menjadi kepala guru biasa, juga menyangkut tuntutan perubahan terhadap pegawai, kepala dinas yang penempatannya kurang tepat.
Kondisi ini menurut Musadek sebenarnya telah terjadi sejak lama, bukan karena ada kaitannya dengan pemilukada atau politik. Namun mereka sebenarnya banyak yang ingin menyuarakan aspirasi, namun tidak berani. Dibuktikan banyak dari mereka yang akan melaksanakan aksi damai tersebut hanya hilir mudik di kawasan Limuno karena takut melihat polisi dan tidak berani melaksanakan aksi damai.
Musadek yang rencana awalnya datang belakang terpaksa harus berada di depan karena rasa ketakutan dari peserta aksi damai tersebut, sehingga perlu motivasi moril dari dirinya untuk melaksanakan aksi damai itu.
Sekitar pukul 14.00 WIB, baru ada terlihat sekelompok massa datang ke lapangan Limuno, mereka duduk bersila di pendopo lapangan itu, tampak pimpinan aksi damai Musadek berorasi.
“Assalamualaikum Wr.Wb
Salam sejahtera untuk kita semua 2x
Saya sangat berterima kasih kepada saudara-saudara saya yang hadir di lapangan Limuno ini. Saya yakin dan percaya bahwa kita yang hadir ini adalah orang-orang yang sangat mencintai Negeri kita Kuantan Singingi, orang-orang yang peduli, orang-orang yang ingin perubahan.
Sebelum saya berorasi, saya pribadi dan masyarakat yang hadir di limuno ini sangat berduka, dan mengutuk oknum-oknum yang anarkis pada kejadian tanggal 11 April 2011, dimana mereka telah merusak fasilitas umum, terutama yang tidak dapat saya bayangkan adalah pembakaran Gereja.
Kepada saudara-saudara saya, sahabat saya yang beragama Kristen atau Saudara-Saudara saya umat Kristiani kami yang hadir mohon beribu maaf, dan semoga hal ini tidak akan terulang lagi.
Kepada aparat kepolisian supaya menangkap oknum-oknum yang terlibat beserta orang-orang yang ada dibelakangnya dan memeriksa secara professional.
Kami mengharapkan pihak kepolisian menyampaikan kepada masyarakat hasil temuan, hasil pemeriksaan secara terang benderang.
Saya akan membacakan sajak.
Plt Sekda Merayu-rayu Pegawai Pemda Gelisah
Para Birokrat Bahu membahu Kepala –kepala Sekolah Merana
Camat dan Lurah Bersatu Padu Rakyat Tertawa
Maksud tujuan untuk itu Melihat arogannya penguasa
Masyarakat sudah tau Ada yang dicurangi di Mahkamah Konstitusi
Rakyat di kangkangi di Pemilu Empat puluh saksi tidak ada arti
Rakyat di bodohi KPU Sulit mencari keadilan di Negeri ini
Rakyat dikencingi Panwaslu Rakyat menuntut reformasi (perubahan)
Pesan Kami Kepada Ketua KPU
Saudara ketua KPU, saya ingatkan kedepan supaya bekerja secara professional, adil karena anda telah disumpah, Saudara harus bias membaca kehendak rakyat, jangan ada lagi rekayasa, jangan ada lagi kebohongan, jangan ada lagi fitnah, seperti yang Saudara lontarkan kepada Bapak Syafril Manaf
Pesan Kami kepada Camat-camat dan Lurah
Kepada camat dan lurah, mengabdilah kepada rakyat, bertindaklah untuk kepentingan rakyat, berlaku adil, jangan anda mau diperalat, dalami apa yang dikehendaki Rakyat bukan yang dikehendaki Penguasa.
Pesan Kami kepada Penguasa
Kepada Bapak Bupati dan Bapak Wakil Bupati
Negeri ini Kuantan Singingi Bukan milik anda berdua, dan bukan milik kelompok anda, Kuantan Singingi milik kita bersama. Selama ini sudah bertindak semena-mena.
Kami bertanya:
- Apakah yang telah anda lakukan selama ini kepada Kepala-Kepala Sekolah, dan Kepada Guru-Guru
- Apakah yang telah anda lakukan selama Kepada Kepala-Kepala Dinas
- Ap yang telah anda lakukan kepada Pegawai-Pegawai dan Petugas Honorer. Ada segudang lagi pertanyaaan, tapi nanti akan kami sampaikan pada Demo-Demo berikutnya
Rakyat ingin perubahan menyeluruh disegala bidang, tindakan-tindakan yang Bapak Bupati lakukan selama ini telah melukai hari para Guru-Guru, telah melukai Pegawai-Pegawai Pemda, Bupati telah menginjak-nginjak martabat Guru-Guru, dimana para Guru-Guru tersebut seharusnya dihormati. Bapak selama ini telah melanggar hak Azazi Manusia.
Perlu saya sampaikan, bahwa demo hari ini adalah Demo pembukaan, Demo akan berlanjut dihari-hari yang akan datang.
Wahai Para Guru-Guru yang tertindas, Wahai Para Pegawai-Pegawai Negeri yang tertindas, wahai Para Pegawai-Pegawai Honor yang tertindas, Rapatkan barisan, Mari bersatu dengan Rakyat, Suarakan Rakyat ingin Perubahan, Suarakan Rakyat Ingin Perubahan.
Saya tutup dengan sebuah Pantun
Martabak Kue Pancuang
Diletak di atas Meja Untuk Dimakan
Biar Ditembak Biar di Pancung
Rakyat Ingin Perubahan
Perubahan, Perubahan, Perubahan
Reformasi, Reformasi, Reformasi
Wassalam”
(Noprio sandi)
Musadek sedang membacakan orasinya di pendopo lapangan Limuno(Noprio sandi)
Musadek meninggalkan pendopo (Noprio sandi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar