Oleh Ependri
Sentajo,- Musim kemarau yang makin tak menentu mulai membawa petaka. Sedikitnya 6 Ha lebih kebun karet warga Sentajo di kawasan Rimbo Siaga ludes terbakar.
Penyebab kebakaran menurut Pedi (45) beserta beberapa pemilik kebun lainnya dan warga yang berhasil dimintai keterangan usai shalat Jum'at (9/9) belum diketahui pasti, apakah disebabkan oleh aktifitas pembakaran yang disengaja atau karena puntung rokok. Tapi kemungkinan besar akibat aktifitas pemilik kebun yang selalu menebas membersihkan kebunnya selama musim kemarau. Bekas tebasan yang mengering itu diduga memicu dengan cepat melebarnya kobaran api yang cepat membumbung dan meludeskan sudah lebih dari 6 Ha kebun karet sedang produktif yang diperkirakan muncul pada Rabu sore (7/9) sekitar pukul 15.00 wib.
Pedi mengaku sempat kewalahan ketika kobaran api sudah mendekati sempadan kebunnya. Namun karena puluhan pemilik kebun lainnya secara bergotong-royong selalu berupaya memadamkan api secara manual, menyebabkan api tak sampai menjalar ke kebunnya. Tapi hampir 7 Ha kebun karet milik 6 petani lainnya tak berhasil diselamatkan hingga hangus dan ludes. Kendati 6 pemilik kebun yang dibantu puluhan warga lainnya tak pulang-pulang selama 2 hari 2 malam karena terus berupaya memadamkan api, namun usahanya tak berhasil menjinakkan api yang terus mengganas ditiup angin kencang dan cepat menjalar meludeskan semak-semak bekas tebasan yang sudah mengering. Hingga kini jelas Pedi, kerugian belum bisa ditaksir.
"Api baru bisa dijinakkan sekitar Jum'at pagi, artinya sudah 2 hari kebakaran. Kalau tak ditolong oleh warga lain, mungkin seluruh kebun karet di kawasan Rimbo Siaga yang mencapai ratusan Ha akan habis. Tapi untunglah banyak warga yang simpati mau menolong secara bergotong-royong untuk memadamkan api. Tak enaknya hingga sekarang belum ada oknum petani dikawasan Rimbo Siaga yang mengaku melakukannya. Rasanya sangat tak masuk akal kalau tak ada oknum petani yang melakukan pembakaran. Padahal sebagian pemilik kebun karet di kawasan Rimbo Siaga tersebut ada yang sudah lama menebas dan masih membersih-bersihkan kebunnya", jelas penyelam tradisional tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar