Kemajuan bidang ilmu kedokteran semakin hari semakin pesat, bahkan kemajuan itu rata-rata didominasi rumah sakit swasta, diantaranya Eka Hospotal Pekanbaru, sejumlah dokter Kuansing yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Kuantan Singingi diberi pengetahuan tentang diagnostic & terapi terapan.
Antusias memang, dokter-dokter yang biasa bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Puskesmas di Kuansing, Rabu (29/9) meninggalkan rumah sakit serta puskesmas, mereka berbondong-bondong ke Balai Adat Kenegerian Teluk Kuantan di Sungai Jering, ternyata ada seminar diagnostic dan terapi muktahir.
Tidak tanggung-tanggung, seminar ini dibuka secara resmi Bupati Kuansing H Sukarmis, sejumlah dokter mulai dari spesialis sampai dokter umum serta perawat menunggunya datangnya Sukarmis yang terlebih dahulu membuka kuliah umum STT-US, STIP-US dan STAI di Gedung Abdoer Rauf.
Ketua panitia penyelenggara dr. M. Bhusman. NS dari pihak Rumah Sakit Eka Hospital Pekanbaru mengatakan saat ini ilmu dan teknologi kedokteran semakin hari semakin berkembang, termasuk yang ada di Eka Hospital Pekanbaru, sehingga harus diketahui oleh jajaran kesehatan yang ada di daerah terutama dalam bidang doagnostik dan terapi mutakhir.
Bahkan dia mengklaim fasilitas yang ada di rumah sakit itu hampir sama dengan fasilitas yang ada di Malaka, sehingga bagi masyarakat Kuansing yang mau berobat tidak perlu lagi ke Malaka melainkan bisa datang ke Eka Hospital saja.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Kuantan Singingi dr. H. Armen Suheri mengklaim kalau pihaknya di Kuansing telah berpartisipasi dalam pembangunan bidang kesehatan atas anggota yang tersebar di berbagai puskesmas, RSUD sampai kepada klinik swasta.
Anggota IDI saat ini mencapai 95 orang, mereka berstatus PNS, spesialis, honor daerah, PTT pusat, semuanya memberikan pelayanan kepada masyarakat Kuansing, kedepan berbagai cara akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan ini.
Bupati Kuansing H Sukarmis dalam acara tersebut pada awalnya menyinggung masalah udara ruangan tempat acara, dan dikaitkannya dengan kondisi puskesmas yang ada di berbagai kecamatan dan desa yang tidak memiliki AC.
Namun apa yang dimaksudnya tersebut tidak langsung dijelaskan secara detail sehingga menjadi tanda Tanya dari sejumlah tenaga kesehatan yang hadir di Balai Adat Teluk Kuantan tersebut, melainkan mengarahkan pembicarakan kepada Direktur RSUD Teluk Kuantan dr Djasmuddin Djalal, M.Kes yang dinilai dokter paling berani.
Betapa tidak, ternyata yang dikatakan Sukarmis ini, Djamuddin seorang dokter yang tidak henti-hentinya merokok, bahkan kalau makan suka makanan yang berlemak seperti gulai, sementara dirinya mengaku sudah berhenti merokok.
Sukarmis mengakui sebelumnya dia merupakan perokok berat, akibatnya sering berobat ke Malaysia dan Singapure, sementara berobat di Eka Hospital diakuinya belum pernah mencobanya melainkan baru datang di tempat itu menjengguk teman.
Sukarmis mengaku enggan berurusan dengan dokter, keengganan ini ternyata dia sangat takut kalau sakit sehingga mendapatkan perawatan dokter, maunya memang selalu sehat, termasuk enggan berurusan dengan Djasmudin.
Pembicaraannya kembali tertuju kepada Djasmudin, sebelum menjabat direktur RSUD Teluk Kuantan, ternyata Djasmudin merupakan seorang pejabat eselon II di Kabupaten Indragiri Hulu, namun sekarang dia mau menjabat eselon III sebagai Direktur RSUD Teluk Kuantan untuk mengabdi di Kuantan Singingi.
Dokter, perawat serta tenaga medis lainnya dipastikan Sukarmis orang yang akan masuk surga, kalau hatinya tidak mendongkol dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, karena yang diurus dokter dan perawat ini merupakan orang yang sakit bahkan ada yang busuk.
Kadang kala rasa dongkol dokter itu ternyata terlihat juga, dimana masih ada dokter yang telah ditugaskan diberbagai daerah di Kuansing malah minta pindah ke kota, padahal maksudnya diletakkan diberbagai daerah ada kaitannya dengan visi yang diemban Sukarmis.
Sebelum menjadi bupati, Sukarmis bertekad untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, dimana karena hobi berburu babi, dirinya sering berjumpa dengan orang yang mengalami penyakit aneh, bahkan keanehan itu terlihat menimpa laki-laki yang perutnya besar, padahal yang biasanya perut besar ini diderita oleh wanita saat hamil, termasuk sering mengetahui kalau ibu melahirkan meninggal dunia.
Oleh sebab itu, dia mengaku merasa terpanggil untuk memperbaiki kesehatan masyarakat, sehingga saat ini diakuinya tidak terdengar lagi ada ibu yang meninggal saat melahirkan, sebagai tanda kemajuan dan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
Sehingga pengiriman dokter ke berbagai daerah di Kuansing bukan mengusir atau mencampakkan dokter itu, melainkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, kalau sebelumnya hanya ada tenaga medis setingkat para medis atau yang biasa disebut masyarakat “mantari”, hanya dia tempat berobat.
Disamping hanya minim tempat berobat, masyarakat juga banyak yang takut berobat ke tenaga medis dan tak jarang mantari ini juga sering jual mahal dalam mengobati masyarakat, namun sekarang dokter sudah banyak termasuk bidan.
Sukarmis mengakui dokter serta tenaga medis lainnya merupakan pekerjaan yang terhormat dan mulia yang dikagumi dan diseganinya, karena untuk bisa menjadi dokter harus menempuh pendidikan 7 sampai 8 tahun.
Membutuhkan biaya yang besar, kemampuan yang tinggi, sehingga secara berguyon, dia juga ingin mendapatkan menantu seorang dokter, karena saat ini baru paling tinggi mendapatkan menantu dibawah dokter.
Sukarmis mengaku sayang dengan para medis, karena para medis memiliki jiwa sosial yang tinggi, bahkan kadang kala ada orang yang berobat tidak membayar sama sekali karena tidak memiliki uang, namun demikian para medis tetap ikhlas membantu masyarakat. (noprio sandi)
Bupati Kuansing H Sukarmis menerima voucer dari pihak Eka Hospital Pekanbaru dalam suatu seminar. (noprio sandi)
Puskesmas Lubuk Jambi salah satu puskesmas yang kedepannya akan diberi AC agar dokter nyaman. (noprio sandi)
Kepala Dinas Kesehatan dr Hoppy Dewanto, M.Kes saat menyampaikan SPT Tahunan di kantor pelayanan pajak Teluk Kuantan. (noprio sandi)
Kepala Dinas Kesehatan dr Hoppy Dewanto, M.Kes dan Direktur RSUD Djasmuddin Djalal, M.Kes saat mendampingi Bupati Kuansing H Sukarmis dalam sebuah acara di Balai Adat Teluk Kuantan. (noprio sandi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar