Sabtu, 04 Juni 2011

Koperasi Industri dan Perdagangan: Kapan Kuansing Merdeka Dari Kelangkaan Premium


Ingin merdeka, itu harapan bagi mereka yang terjajah, agaknya tidak berlebihan jika kata-kata tersebut diumpamakan dengan seringnya kelangkaan premium (bensin, red) di Kabupaten Kuantan Singingi, lalu siapa yang menjajah (imprelisnya, red), dan siapa yang terjajah.

Kelangkaan premium Kuansing sebenarnya telah terjadi menahun, hampir di semua SPBU, yang dipicu pada awalnya oleh spekulan yang menimbun premium untuk mencari keuntungan pribadi, mereka ini bisa dikategorikan penjajah.

Lalu, masyarakat yang setiap harinya memerlukan premium untuk menjalankan kendaraannya kesulitan mendapatkan premium, sementara mereka yang berjualan dipinggir jalan bahkan disekitar SPBU dengan mudah mendapatkan premium, maka bisa diumpamakan, pengendara tersebut merupakan orang yang terjajah.

Yang menjajah dan yang kena jajah ternyata tidak pernah terjadi kontak senjata, yang terjajah tidak berjuang untuk merebut kemerdekaannya, mereka pasrah dengan system yang ada, bahkan mereka rela membeli premium disejumlah pedagang pengecer dengan harga yang fantastis.

Darah untuk berontak itu ternyata lama kelamaan mengalir juga didiri masyarakat yang kena jajah, pada awal Maret 2011, sejumlah SPBU diserbu pembeli premium, mulai menggunakan kendaraan roda dua sampai roda empat.

Ternyata yang terjajah tersebut melakukan hal tersebut bukan karena semangat patriotisme, melainkan karena terpaksa, mengapa demikian, ternyata premium dipedagang pengecer juga telah habis, mereka (yang terjajah, red) terpaksa harus mengantri.

Betapa tidak, pemandangan setiap hari pengendara sepeda motor menjalankan sepeda motornya dengan berjalan kaki karena kehabisan premium menjadi pemandangan lumrah, bahkan masyarakat yang tidak bisa melakukan aktivitas sama sekali karena tidak memiliki premium untuk kendaraan mereka.

Namun kadang kala, pedagang pengecer mendapatkan premium, itupun berkat kerja keras mereka mengantri malam hari di berbagai SPBU, bahkan sampai subuh meski kadang kala tidak berhasil, bagi mereka yang berhasil, alamat akan kaya, dimana dari hasil pembelian premium Rp 4.500/liter dijual dengan harga Rp 7.000/liter sampai Rp 10.000/liter, bahkan dibeberapa kawasan dijual dengan harga lebih tinggi.

Lalu dimana peran Pemkab Kuansing?, aparat keamanan TNI?, maupun Polri? Berada dimana mereka, sebagai penjajahkan atau mereka juga kena jajah oleh pihak-pihak yang mengambil keuntungan dalam permasalahan ini.

Pemkab Kuansing, semua orang tahu, mereka telah mengeluarkan kebijakan yang belum tentu kebenarannya bagi negara ini, dimana mereka telah memberikan rekomendasi kepada pedagang pengecer untuk bisa membeli premium menggunakan jerigen maksimal 3 jerigen 1 hari.

Meski mereka telah memberikan larangan kepada pedagang pengecer radius 3 KM dari SPBU untuk tidak berjualan, ternyata kebijakan tersebut hanya isapan jempol belaka, Pemkab Kuansing tak berdaya menertibkan pedagang eceran ini.

Sementara pedagang eceren yang sebenarnya berasal dari berbagai daerah di Kuansing malah sering tidak menapatkan premium, meski mereka telah antri hingga subuh dari malam hari, ironis memang, yang dapat premium yang itu-itu saja, lagi-lagi siapa sebenarnya yang penjajah.

Mungkin ada yang berpendapat kalau Pemkab Kuansing bisa dikategorikan juga sebagai penjajah, karena mereka mengeluarkan kebijakan yang perlu ditinjau, meski Bupati Kuansing H Sukarmis telah mengeluarkan teguran ke-3 bagi sejumlah SPBU, teguran itu hanya isapan jempol juga, Pemkab Kuansing juga tak berdaya menghadapi mafia di SPBU.

Siapa sebenarnya orang kuat yang berada di belakang SPBU ini, sangat bisa ditebak, kalau tidak mereka yang memiliki sesuatu untuk menggertak semua orang tentu dan tidak mungkin mereka hanya menggunakan tangan kosong.

Lalu apa yang digunakan?, apakah perampok bersenjata yang berada dibelakang SPBU ini, sehingga setiap orang tidak berdaya menghadapinya?, itu dikembalikan kepada diri masing-masing, biarlah masyarakat yang akan menilai, bisa saja, untuk masalah ini pemerintahan Sukarmis-Mursini dinilai gagal. (noprio sandi)

Foto-foto Koperasi Industri dan Perdagangan

KUD Langgeng di Kecamatan Benai merupakan salah satu koperasi yang cukup berhasil di Kuansing. (Noprio sandi)

Kepala Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Kuantan Singingi Drs. Darwin Yohanes, M.Si ketika melakukan tanam perdana kelapa sawit, kerja sama salah satu koperasi dengan perusahaan utuk mensejahterakan masyarakat (noprio sandi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar