Rabu, 08 Juni 2011

Sosial dan Tenaga Kerja: Dana Kesra, Kapan lagi Cairnya

Dana Kesra Pernah Cair Sebelum Lebaran

Pemilukada Kuantan Singingi usai, hiruk pikuk itu mulai senyap. Namun ada hal yang menjadi tanda Tanya banyak pihak. Akankah dana kesra ini terus digulirkan oleh bupati dan wakil bupati terpilih Kuansing H Sukarmis-Drs. H. Zulkifli, M.Si

Belakangan diketahui, kalau mayoritas pegawai dilingkungan Pemkab Kuantan Singingi, baik PNS maupun honorer kurang memberikan dukungan kepada pasangan yang menang ini. Sehingga berimbas kepada banyaknya spekulasi politik yang datang ditengah masyakat tentang dana kesra ini.

Spekulasi tersebut diantaranya, adanya desas-desus bupati terpilih tidak akan lagi memberikan dana kesra, akibat bentuk kemarahannya kepada mangkirnya sejumlah pegawai dilingkungan Pemkab Kuantan Singingi.

Desas-desus lain, pemerintah pusat telah melarang menganggarkan dana kesra. Namun demikian belum ada keterangan resmi dari pihak Pemkab Kuansing terutama Sukarmis-Zulkifli tentang dana kesra ini, sehingga masih menjadi tanda Tanya.

Padahal, sebelum pemilukada bulan April 2011 lalu, Pemkab Kuansing sempat menggelontorkan dana untuk kesra ini, sehingga pegawai beserta keluarga serta masyarakat sangat gembira, akan ada lagi perputaran uang ditengah masyarakat dengan jumlah milyaran rupiah.

Sebelum itu, Tanggal 7 September 2010 merupakan hari bahagia bagi ribuan pegawai serta guru yang ada di Kabupagen Kuantan Singingi, tentu kebahagian ini berimbas juga kepada kalangan swasta yang mendapatkan efek dari keberadaan itu, dimana dana kesra cair.

Tidak banyak yang tahu bagaimana proses agar dana kesra itu cair, dan tidak banyak yang tahu bagaimana perjuangan Pemkab Kuansing agar dana kesra itu bisa cair, dan yang paling sakral itu, pencairan dana sebelum lebaran.

Bupati Kuansing H Sukarmis sempat berjanji untuk mencairkan dana kesra sebelum lebaran, ternyata janji itu ditepati, kalau tidak tentu akan membawa efek yang negative terhadap pemerintahan sekarang, karena dia akan maju sekali lagi menjadi calon bupati.

Pegawai yang menerima dana kesra sebelum lebaran ini tentu disambut baik sejumlah pegawai, disaat kondisi serba sulit, dana kesra ini sebagai dewa penyelamat, otomatis pegawai berlebaran bersama keluarga dengan senyum yang indah.

Dana kesra ini tersebar pada sejumlah pegawai diberbagai wilayah di Kuansing, otomatis mereka juga berbelanja dan melakukan aktivitas jual beli dengan pedagang serta yang lainnya, sehingga uang tersebut menyebar ditengah masyarakat, daya beli menjadi tinggi. (noprio sandi)

Polisi terlihat berjaga-jaga di kantor bupati saat pencairan dana kesra. (noprio sandi)

Berita Lainnya
Setelah Kebakaran Pasar Lubuk Jambi, Perlu Ditata Ulang

Sedih memang, mereka yang kedainya terbakar di Pasar Lubuk Jambi bulan ramadhan lalu. Betapa tidak hanya dalam waktu singkat semua kedai papan itu ludes dimakan sijago merah, semua lantaipun ludes, karena terbuat dari papan.

Bencana sudah berlalu, perlu menapak hari esok, namun perlu menjadi pertimbangan berbagai pihak, apakah ditempat itu akan dibangun kembali ruko papan yang baru, atau dibangun ruko bertingkat dari beton, atau memindahkan ke lokasi baru yang lebih representative.

Sebuah kedai papan saat ini telah berdiri kembali di lokasi itu, ditambah satu kedai yang beratapkan tendas biru, ternyata sudah ada yang memulai membangun kembali pasar bekas kebakaran tersebut, apakah hal ini telah dilakukan koordinasi dengan pihak kecamatan, belum diketahui secara pasti.

Camat Kuantan Mudik Efrizon Marzuki AP, M.Si ketika dimintai tanggapannya terkait kebakaran pasar Lubuk Jambi saat acara open house di kediaman Ketua DPRD Provinsi Riau Djohar Firdaus beberapa waktu lalu berharap warga yang mau membangun kembali kedai mereka perlu melakukan koordinasi dulu dengan pihak kecamatan.

Karena di lokasi pembangunan pasar itu diketahui sudah sangat membahayakan pemiliknya, karena berada dipinggir tebing yang curam serta berada dipinggir jalan raya yang sangat membahayakan masyarakat serta pengendara sendiri.

Koordinasi itu bukan bermaksud menghalang-halangi untuk membangun, karena sampai saat ini pihak kecamatan menurut Efrizon belum mengetahui secara pasti hak atas kepemilikan tanah bekas kebakaran tersebut. “Itu yang akan kami telusuri, “ kata Efrizon.

Berbagai alternative kemungkinan bisa saja terjadi diterapkan untuk permasalahan ini, diantaranya menjadikan lokasi bekas pasar yang terbakar tersebut menjadi taman kota dan memindahkan lokasi kedai ke tempat lain yang representative, untuk menhindari kemacetan lalu lintas.

Dimana lokasi pemindahan ternyata juga belum jelas dan masih perlu pengkajian lebih lanjut karena pedagang tentu tidak juga mau dirugikan, mereka mencari nafkah untuk menghidupkan keluarga serta membantu perkembangan ekonomi Kuantan Mudik.

Efrizon sangat mengharapkan, semua pihak menahan diri sebelum ada jalan keluar yang terbaik untuk bersama, karena kalau dibangunpun ruko yang lebih representative di lokasi kebakaran, pihak Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang diyakininya tidak akan memberikan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) karena berada dibantaran sungai.

Salah seorang pemilik kedai yang enggan disebutkan namanya ketika ditemui ditempat kebakaran (19/9) lalu mengaku akan tetap membangun kembali kedainya dibekas kebakaran tersebut, namun dia hanya kesal dengan pihak pemadam kebakaran yang tidak siaga terhadap kebakaran yang terjadi.

Padahal kalau petugas pemadam kebakaran siaga, api diperkirakannya masih bisa dipadamkan, namun karena sudah terlambat, maka mereka lebih cendrung membiarkan saja api menghanguskan semua bangunan karena akan mempermudahkan dalam membersihkannya setelah kebakaran.

Kemudian dari pada itu, hingga bulan Juni 2011, harapan camat Efrizon Marzuki agar semua pihak menahan diri hanya isapan jempol belaka, karena sejumlah orang mengaku pemilik kedai itu membangun lagi kedai mereka dengan konstruksi kayu.(noprio sandi)

Seorang pekerja terlihat membersihkan puing-puing kebakaran. (noprio sandi)

Tenaga kerja asal Fhilipina Geraldine Jensen (tengah) memperlihatkan Tabloid Sentral Kuansing saat acara berbuka puasa bersama Persatuan Wartawan Kuantan Singingi (Pewarta) di rumah makan Muara Fajar Sentajo, dia menjadi Corporate Manager di PT RAPP. (noprio sandi)

Habis Lebaran, Musim Kawin

Entah sudah menjadi tradisi masyarakat Kuantan Singingi atau hanya kebetulan, setelah hari raya Idul Fitri sejumlah pasangan melangsungkan pesta pernikahan. Mereka menyebar diseluruh wilayah Kuantan Singingi.

Hampir setiap hari mulai Cerenti sampai Hulu Kuantan dilihat iring-iringan penganten baru dijalan raya, iring-iringan ini dengan menjunjung sisampek atau jambar kecil, barisan ini sangat indah dilihat, mereka tidak menghalangi jalan, karena rata-rata mereka berbaris satu-satu dan paling banyak dua barisan, tapi cukup panjang.

Tidak hanya iring-iringan penganten yang terlihat, tetapi sejumlah tenda terpasang disejumlah rumah warga tempat penganten itu melangsungkan pesta pernikahan, pemandangan ini dilihat setiap usai lebaran, banyak kalangan menilai usai lebaran merupakan musim kawin. (noprio sandi)

Ibu-ibu di Simandolak Kecamatan Benai terlihat menjujung sisampek atau jambar ketika acara pesta pernikahan warga usai lebaran. (noprio sandi)

RAPP Buka Puasa Bersama Wartawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar