Teruskan Jalan Pucuk Rantau Yang Belum Selesai
Jarak Pantai Lubuk Ramo Pucuk Rantau Kecamatan Kuantan Mudik – Teluk Kuantan sudah bisa ditempuh 1 jam perjalanan. Tidak lagi seperti momok yang menakutkan masyarakat sebelumnya. Meski masih ada jalan yang harus diteruskan terutama pengaspalan dan penggantian jembatan kayu menjadi box culvert. “Pucuk tidak lagi di rantau”.
Ketika memasuki Desa Sangau dari Lubuk Jambi, jalan aspal telah mulus, kondisi ini terus sampai salah satu lokasi eks sawmill, jembatannya juga sudah terbuat dari beton untuk sungai-sungai kecil dalam bentuk box culvert.
Tiba-tiba, laju kendaraan harus di rem mendadak, karena jalan aspal telah habis, dijumpai jalan perkerasan dengan batu yang cukup mengganjal roda kendaraan meski tidak berlobang lagi, termasuk jembatan kayu yang akrab menjadi teman jalan ini.
Jantung menjadi berdetak kencang, seberapa jauhkan jalan ini yang harus ditempuh masyarakat Pucuk Rantau setiap harinya?, ya dijalani saja, untuk bisa mencapai Desa Pantai dan Desa Lubuk Ramo mudah-mudahan tidak terlalu lama.
Pertanyaan itu mulai terjawab, di pertengahan Desa Lubuk Ramo, kembali ditemukan jalan beraspal, maka rasa lega itu kembali datang, dan kecepatan kendaraan masih bisa dipacu hingga sampai ke Pasar Desa Pantai.
Awal November 2010, sejumlah pejabat Kuansing termasuk Bupati Kuansing H Sukarmis melewati ruas jalan itu untuk membuka turmanen sepak bola Bupati Cup I di lapangan Desa Pantai, jalan lingkar menuju lapangan ini kembali tidak diaspal alias jalan perkerasan lagi.
Tokoh masyarakat tiga desa, Air Buluh, Pantai dan Lubuk Ramo, Drs Mardizal sempat mengungkapkan kepada pejabat Kuansing yang hadir saat pembukaan turnamen sepak bola itu, dimana dalam bidang transportasi jarak antara ibu kota kecamatan di Lubuk Jambi sampai ke desa terjauh Desa Perhentian Sungkai berjarak 78 KM.
Jarak ini tidak jarak yang mudah ditempuh, karena harus melintasi sejumlah sungai, mulai sungai Kecundung, Kalulukin, Tambotuang, Lulu Mandi serta sejumlah sungai lainnya dengan melintasi jembatan.
Ada jembatan yang melintasi sungai itu masih terbuat dari kayu, tentunya masyarakat menginginkan jembatan kayu ini diganti dengan box culvert agar transportasi menjadi lebih lancar. “Teruskan jalan yang belum selesai”, pintanya tentu kepada Bupati Kuansing H Sukarmis.
Masyarakat meminta, permintaan itu dengan harapan bisa dikabulkan oleh pemerintah. Tinggi makna kalimat teruskan jalan yang belum selesai, ini bisa kemungkinan diartikan meneruskan jalan yang belum selesai dengan melanjutkan kembali kepemimpinan Sukarmis dimasa yang akan datang dengan pasangannya.
Ternyata memang benar, turnamen sepak bola itu dijadikan ajang oleh Sukarmis untuk memperkenalkan pasangannya yang akan maju pada pemilukada 2011-2016 mendatang, dimana Sekda Kuansing Drs H Zulkifli diminta untuk meresmikan sepakbola itu.
Sukarmis saat itu hanya bisa mengatakan untuk pembangunan sarana dan prasarana Pucuk Rantau 2011-2016 siap, akan dibangun, tidak ada alasan tidak siap. “Lai Pecayo?”, tanya Sukarmis kepada masyarakat yang dijawab “Lai”, oleh masyarakat serentak.
Zulkifli tidak mau ketinggalan, ketika disuruh meresmikan sepak bola, dia juga memberikan komentar singkat dimulai dari kepemimpinan Sukarmis dari tahun 2006-2011 sudah sangat teruji, dan itu telah dipuji oleh kabupaten lain. (noprio sandi)
Salah satu jembatan kayu yang dijumpai menuju kawasan Pucuk Rantau Kecamatan Kuantan Mudik. (noprio sandi)
Bupati Kuansing H Sukarmis bersama Kapolres AKBP Ristiawan Bulkaini SH dan Ketua DPRD Muslim S.Sos mengunjungi Pucuk Rantau awal November 2010. (noprio sandi)
Sekda Kuansing Drs H Zulkifli, M.Si berjalan bersama anggota DPRD Kuansing Afri asal Pucuk Rantau dan Sekretaris Dinas Pendidikan Badril di lapangan Desa Pantai Kecamatan Kuantan Mudik. (noprio sandi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar