Rabu, 01 Juni 2011

Peresmian Masjid Baiturrahim di Istana

Jumat, 1 Oktober 2010


Disaksikan Imam Masjidil Haram, Mekkah, Sholih bin Abdullah bin Umar, Presiden SBY menandatangani prasasti peresmian kembali Masjid Baiturrahim di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (1/10) siang. (foto: rusman/presidensby.info)

Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (1/10) siang, meresmikan pembangunan kembali Masjid Baiturrahim yang berlokasi di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, tepatnya bersebelahan dengan Istana Merdeka. Peresmian dilakukan sebelum salat Jumat.

Proses pembangunan kembali masjid ini dinamai "Renovasi dan Pengembangan Masjid Baiturrahim." Masjid yang tadinya seluas 605 meter persegi sekarang menjadi 1.253 meter persegi, secara keseluruhan, dalam dan di luar ruang salat. Adapun daya tampungnya berubah dari 390 orang menjadi 1198 orang.

Dalam laporannya, Mensesneg Sudi Silalahi mengatakan dalam presidenri.go.id, masjid ini awalnya dibangun sejak 1958-1961, namun diketahui pada Mei 2008 bahwa arah kiblat kurang akurat. Jumlah jamaah juga terus bertambah sehingga harus didirikan tenda. "Estetika juga perlu ditata kembali agar pelaksanaan makin nyaman," kata Sudi.

Presiden kala itu, menurut Sudi, setelah menerima laporan, langsung memerintahkan untuk membangun kembali Masjid Baiturrahim. Pembangunan kembali masjid ini dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Mensesneg Sudi Silalahi pada 15 Januari 2010 dan selesai pada 26 Agustus 2010.

"Pembangunan kembali ini dimaksudkan agar dapat menampung lebih banyak jamaah. Kami juga mengoreksi arah kiblat," ujar Mensesneg. Perihal pengkoreksian ini, melalui proses dengan bantuan dari imam Masjidil Haram di Mekkah melalui telepon. Proses diawali dengan mengamati posisi matahari yang pada 26-30 Mei setiap tahunnya pukul 16.28 tepat berada di atas Masjidil Haram.

"Itulah arah kiblat yang sebenarnya," Sudi menjelaskan. Selain itu, Kementerian Agama diminta juga melakukan koreksi. "Dan pengkoreksian itu benar adanya," Mensesneg menambahkan. Proses pembangunan masjid tetap mempertahankan bangunan awalnya, dan menelan biaya sebesar Rp 9.851.497.000.

Menurut Sudi, awalnya masjid ini akan diresmikan pada 17 Ramadhan lalu, namun karena fasilitas seperti penyejuk ruangan dan sound system belum memadai, maka ditunda hingga sekarang. "Presiden secara pribadi menyumbang agar AC dan sound system dapat berfungsi dengan baik," kata Mensesneg.

Sementara itu di awal sambutannya Presiden mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pendirian kembali masjid ini, khususnya kepada Sudi Silalahi yang kala itu sebagai Seskab, dan Hatta Rajasa yang kala itu sebagai Mensesneg. "Secara pribadi, saya sampaikan terima kasih kepada kedua sahabat kita tersebut untuk menata kembali masjid ini sampai dengan wujudnya seperti sekarang ini," ujar SBY.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sholat Jumat. Bertindak sebagai imam salat Jumat adalah Imam Masjiidil Haram, Mekkah, Sholih bin Abdullah bin Umar, dan Khatib Nazaruddin Umar. Usai salat, Presiden kemudian menandatangani prasasti sebagai tanda diresmikannya Masjid Baiturrahim.

Tampak hadir Wapres Boediono dan para menteri KIB II dianntarannya Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menlu Marty Natalegawa, Menag Suryadarma Ali, Menpora Andi Malarangeng, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadhil Muhammad, dan Seskab Dipo Alam. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar