Selasa, 19 Juni 2012

Kuansing Daerah Penghasil Karet

Data 23 April 2012

Anggota Komisi IV DPR RI Drs. Wan Abu Bakar, M.Si menilai Kabupaten Kuantan Singingi merupakan daerah penghasil karet yang cukup besar di Riau, sejak zaman penjajahan sampai zaman kemerdekaan. Oleh sebab itu, kedepan perlu diarahkan kembali melalui pembangunan kebun karet masyarakat, termasuk melakukan peremajaan kebun karet yang sudah tua.

Penilaian tersebut dikatakan Wan Abu Bakar, Sabtu (21/4) di kantor Camat Kuantan Tengah usai melakukan kunjungan kerja Komisi IV DPRD RI dengan sejumlah kelompok tani.

Wan Abu Bakar menirukan omongan Camat Inuman Mastur Ismail sebetulnya Kuansing masih banyak lahan untuk dibuka menjadi kebun karet termasuk juga lahan pertanian, Cuma masih terkendala terhadap perusahaan-perusahaan yang telah diberikan HGU.

HGU yang sudah habis masa berlakunya masih diurus untuk dilakukan perpanjangan, yang seharusnya harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan bupati, apakah HGU itu harus  diperpanjang, atau diserahkan kepada rakyat.

Akui Wan Abu Bakar, disinilah kelemahan pemerintah pusat. “Maunya sebelum HGU ini diteruskan harus terlebih dahulu berkoordinasi dengan pemerintah daerah, jangan mereka langsung, karena kondisi kita saat ini sangat membutuhkan lahan, apakah itu kebutuhan lahan pertanian, apakah itu kebutuhan lahan untuk perkebunan,” katanya sembari menilai tidak ada keberpihakan pemerintah pusat terhadap kepentingan masyarakat pertanian di daerah.

Selanjutnya kalau karet dikembangkan di Kuansing, Wan Abu Bakar yakin dan percaya lahan masih banyak dan masih bisa dilakukan, yang penting bagaimana menata kepemilikan lahan oleh pemerintah kabupaten, propinsi, untuk melakukan inventarisasi lahan yang masih tidur dan lahan yang masih memungkinkan untuk diserahkan kepada masyarakat.

“Apakah setiap masyarakat diberikan dua hektar, lahan perkebunan karet, itu sangat mensejahterakan masyarakat, karena kalau dua hektar, satu hektar saja kalau bibit unggul yang ditanamkan kepada lahan masyarakat itu, itu satu hektar kan sekitar 500 batang, 1 batang karet saja menghasilkan karet lebih kurang 3 liter, berapa ton itu satu hektar yang bisa dihasilkan oleh masyarakat, karet untuk produksinya. Apalagi kalau dua hektar,” katanya.

Dan sekarang harga karet ini diakuinya cukup menjanjikan dibandingkan kelapa sawit, pemeliharaanya sangat mudah, yang penting pemupukan dan perawatan. (noprio sandi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar